Jatuh dari Lantai 3 Santri Meninggal, Ponpes Amsar Kotabaru Lepas Tanggung Jawab?

KARAWANG - Irgi Nur Awaludin, siswa dan juga santriwati sekolah menengah pertama islam terpadu (SMPIT) Amsar kelas 9 Kecamatan Kotabaru, mengalami musibah jatuh dari lantai 3 gedung pondok dan dikabarkan meninggal pada (30/3) kemarin di rumah sakit (RS) siloam ditemukan benturan di bagian kepala bekakang, rahang kuping sebelah kanan dan pendarahan di mata sebelah kanannya. Ibunda Irgi, Yuni bercerita dirinya mendapati kabar anaknya jatuh dari gedung sekitar pukul 17.30 WIB (30/3) dan dirinya langsung menuju RS Siloam untuk melihat kondisi anaknya. "Saya selepas dari pasar, langsung ke sekolah, dikabari sudah dibawa ke RS Siloam saya langsung pergi ke sana," kata Yuni saat diwawancarai oleh KBE. Yuni menyesali pihak sekolah ketika putranya terjatuh, tidak ada penjaga pondok atau pun pihak sekolah yang menemani anaknya saat dilarikan ke rumah sakit. "Anak saya di anter sama penjaga ibu kantin disana," kata Yuni. Dan Yuni mempertanyakan pihak sekolah mengenai gedung yang dinaiki almarhum anaknya tidak diberi Penghalang atau pun simbol larangan untuk menaiki keatas gedung yang belum rampung. "Yang saya sesalkan, itu teh akses yang belum jadi kenapa terbuka?," kata Yuni. Yuni mendapat informasi dari rekan anaknya, bahwa alm Irgi sebelumnya tidak pernah mengajak teman yang lain untuk bermain diatas gedung, Irgi di ajak untuk naik ke atas gedung. Yang menjadi problema bagi Yuni, pihak sekolah memberikan keterangan ke pihak polisi bahwa anaknya-lah yang mengajak teman-temanya untuk ke atas gedung. "Pihak sekolah membuat kronologi isinya tuh 'Irgi mengajak temannya untuk naik ke atas' kenyataannya tuh nanya ke anak-anak (rekan Irgi, red) tuh gak begitu," kata Yuni. Yuni meminta pihak sekolah untuk benar-benar kejadian yang menimpa anaknya tidak terulang kembali, dan menjadi pelajaran penting bagi sekolah. "Jangan sampai terulang lagi, wali murid yang lain punya kekhawatiran yang lebih. Pihak sekolah harus menata," pungkasnya. (cr2/mhs)