Cola, Benarkah Berbahaya bagi Kesehatan?

Selasa 17-05-2022,03:58 WIB
Oleh: redaksimetro01

COLA adalah minuman soda yang telah “disuntikâ€ karbondioksida atau minuman yang telah melewati proses karbonasi dan mengandung campuran gula, asam nitrat, pemanis buatan (sirup jagung fruktosa). Sebagai salah satu jenis minuman karbonasi, cola banyak digemari karena memberikan sensasi yang berbeda ketika dikonsumsi. Minuman ini mengandung larutan karbondioksida, kandungan garam dan kandungan pH yang cukup asam yaitu berkisar antara 3-4. Minuman bersoda digemari oleh berbagai kalangan umur karena sensasi segar yang diberikan. Rasa manis dan sparkling yang didapatkan ketika mengonsumsi minuman ini sangat khas. Tidak heran jika masyarakat mudah untuk menerima dan mengonsumsinya, atau bahkan ketergantungan terhadap sensasi minuman soda karena beberapa kandungan didalamnya seperti kafein. Namun, mengonsumsi cola memiliki dampak baik ataupun buruk bagi kesehatan. Beberapa kandungan cola tidak disarankan untuk dikonsumsi pada kondisi tertentu. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bahaya dan manfaat minuman cola bagi kesehatan. Sisi Baik dari Mengonsumsi Minuman Soda Saat mengonsumsi minuman soda, akan dirasakan sensasi yang sangat berbeda dari minuman lainnya. Mungkin sensasi dari minuman karbonasi yang dikonsumsi akan menyenangkan dan menyegarkan. Asam yang terkandung dalam minuman berkarbonasi tersebut dapat merangsang reseptor saraf pada mulut. Asam ini juga dapat membantu meredakan nyeri ulu hati karena meningkatnya asam lambung. Dalam beberapa kasus, air karbonasi dapat membantu beberapa penyakit seperti sembelit. Selain itu, mengonsumsi minuman karbonasi dapat membantu membersihkan tenggorokan dan meningkatkan kemampuan menelan baik pada umur tua dan umur muda. Kandungan magnesium pada minuman soda dapat membantu dan mencegah konstipasi. Kandungan kalsium dan magnesiumnya pada air soda memiliki manfaat memelihara kesehatan tulang menjadi lebih kuat. Namun, tentu saja kalsium yang terkandung dalam air soda tidak cukup untuk AKG (1.200 mg/hari) sehingga konsumsi minuman soda tidak dapat dijadikan alternatif dalam pemenuhan kalsium harian. Minuman Berkarbonasi Penyebab Obesitas Kandungan pH pada air karbonasi merupakan pH asam sehingga dapat mengakibatkan kerusakan enamel gigi. Selain kandungan asamnya, tingginya kandungan gula pada minuman soda cola juga tergolong sangat tinggi. Dalam sekaleng soda 350ml, terkandung sekitar 30-42 gram gula atau setara dengan 7-10 sendok teh gula. Sedangkan menurut Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, batas konsumsi gula per orang dalam per hari yaitu 50 gram gula atau setara dengan 5 – 9 sendok teh. Dengan kandungan gula sebanyak ini dapat meningkatkan resiko terkena diabetes jika dikonsumsi dengan jumlah yang banyak dan pada jangka waktu yang lama. Selain itu, mengonsumsi cola tidak disarankan pada penderita diabetes. Beberapa pertimbangan lainnya adalah kandungan gula yang sangat tinggi tersebut dapat meningkatkan berat badan dengan sangat signifikan, atau bahkan dapat memicu terjadinya obesitas. Kelebihan gula yang dikonsumsi tersebut akan disimpan menjadi lemak di hati. Pada jumlah yang berlebihan akan menyebabkan penyakit hati berlemak (non-alcohol fatty liver disease). Pada kasus lain, jumlah gula pada soda yang tinggi dapat menyebabkan resistensi pada hormon insulin sebagai pengatur gula dalam darah. Ketika mengonsumsi dalam jumlah yang berlebihan, sel tersebut akan menjadi kurang sensitif (resisten) terhadap insulin. Hal ini dapat berakibat pada dibutuhkannya lebih banyak insulin untuk mengurangi glukosa dalam darah. Dalam beberapa penelitian, dikatakan bahwa minuman bersoda dapat menyebabkan percepatan penuaan. Penelitian dari Univesity of California San Fransisco mengatakan bahwa mengonsumsi minuman karbonasi secara rutin dapat mempercepat penuaan dari sel kekebalan tubuh. Hal tersebut berhubungan dengan panjang telomer pada urutan DNA. Pada penelitian ini, dikatakan bahwa partisipan yang mengonsumsi minuman bersoda dalam kuantitas yang lebih banyak cenderung memiliki telomer yang lebih sedikit (dilihat dari sampel darah). Kandungan pemanis buatan seperti aspartam juga terkandung dalam minuman bersoda. Aspartam memiliki kandungan fenilalanin dan asam amino aspartat. Rasa manis pada aspartam dapat memberikan 200 kali lebih manis dibandingkan dengan gula biasa. Kesimpulan Minuman karbonasi tidak serta merta memberikan efek yang negatif saja, namun juga memberikan beberapa efek positif. Namun, dalam mengonsumsi minuman karbonasi, hendaknya tidak dilakukan berlebihan mengingat minuman karbonasi yang ada di pasaran (komersial) sudah dalam penambahan pemanis dalam jumlah tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan gula darah dan kenaikan berat badan yang tidak terkontrol. Walaupun sudah tersedia beberapa produk soda dengan kandungan gula yang lebih rendah di pasaran, konsumsinya juga harus dibatasi. Mengonsumsi minuman soda setiap hari sebagai pengganti air minuman lain bukanlah pilihan yang baik untuk kesehatan. Oleh karena itu, mengkonsumsi minuman karbonasi yang berada di pasaran hendaknya dilakukan dengan ala kadarnya untuk menghindari penyakit dan efek negatif dari minuman karbonasi. Mengonsumsi air mineral atau susu rendah lemak jauh lebih baik dan lebih memberi efek positif pada kesehatan dibandingkan minuman soda. (*) * Penulis : Sylviana Chandra, Mahasiswi Jurusan Teknologi Pangan 2020, Universitas Padjadjaran (Unpad)

Tags :
Kategori :

Terkait