Oleh: H. Agus Setiawan (Kepala SMAN 1 Cikampek dan Praktisi Pendidikan) TIDAK ada yang abadi di dunia ini, dunia terus berputar seiring jalannya waktu. Yang abadi hanyalah perubahan. Ya, perubahan terus berjalan termasuk manusia dalam hidup dan kehidupannya. Dalam teori perubahan organisasi dikenal adanya rotasi, mutasi dan promosi bagi pegawai dimana pun bekerjanya. Fenomena rotasi dan mutasi merupakan hal yang biasa terjadi di sebuah instansi, lembaga maupun organisasi dalam periode waktu tertentu. Akan halnya di dunia pendidikan rotasi mutasi kepala sekolah juga merupakan suatu hal yang lazim dilaksanakan, walaupun dengan berbagai dampak dan risikonya. Rotasi kepala sekolah adalah perpindahan secara vertikal seorang guru yang sudah diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah yang dilakukan di instansi dinas pendidikan, agar kepala sekolah tersebut terhindar dari rasa jenuh atau produktivitas maupun efektivitas kerjanya tidak menurun, Sementara mutasi pada dasarnya adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan pimpinan puncak instansi/organisasi kepada seseorang yaitu pegawai/karyawan dalam bidang manajemen dan non-manajemen baik secara horizontal maupun vertikal terkait promosi maupun demosi di dalam satu instansi atau organisasi. Biasanya hal ini diberlakukan pada bakal calon kepala sekolah yaitu dari guru yang terpilih setelah melewati berbagai proses untuk menjadi kepala sekolah yang permanen. Keduanya merupakan bagian dari pengembangan sumber daya manusia (SDM) dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah terkait, mengembangkan motivasi, meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kerja, mutu proses pekerjaan dan produktivitas serta efisiensi lembaga pendidikan yang akan dipimpinnya nanti. Namun bisa menjadi hal yang tidak biasa kalau kedua kegiatan itu menimbulkan harap-haral cemas atau rasa khawatir di kalangan warga sekolah yaitu, pendidik, tenaga pendidikan, peserta didik maupun "stakeholder" lainnya akan model kepemimpinan kepala sekolah barunya nanti, baik dalam hal manajemen maupun non-manajemen dengan gambaran dan pemikiran akankah ada perubahan, jalan di tempat atau bahkan menjadi mundur lembaga terkait ini. Hubungan antara rotasi mutasi kepala sekolah dengan harapan serta perubahan warga dan lembaga sekolahnya adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Jelas, harapan besar disandarkan kepada kepala sekolah yang baru akan adanya perubahan ke arah yang lebih baik yang mana hal ini disebabkan oleh berbagai hal. Apabila faktor manajerial kepala sekolah sebelumnya sudah baik, tentu saja harapannya bisa dipertahankan bahkan kalau perlu ditingkatkan lagi ke arah yang lebih baik lagi. Apabila faktor manajerial kepala sekolahnya belum bagus, kurang memuaskan bahkan cenderung bersikap otoriter, sudah barang tentu momen inilah yang paling diharapkan untuk menjadi tonggak sejarah perubahan kebijakan ke arah yang lebih baik dan nyata. Perubahan kebijakan harus segera dilakukan atau kebijakan yang sudah baik harus dipertahankan oleh kepala sekolah yang baru rotasi maupun mutasi karena sang waktu akan berjalan dengan cepat. Sebagai bahan pertimbangan bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini, maka diperlukan perubahan. Perubahan yang hakiki mutlak harus dilakukan setelah mempelajari situasi dan kondisi yang ada karena beda masa, akan beda pula tantangannya. Beda tahun pengabdian akan beda pola perjuangannya. Seiring dengan waktu berjalan, perubahanpun akan sangat cepat berjalan. Apabila kepala sekolah tidak bisa mengimbanginya untuk berubah ke arah yang lebih baik, maka bersiaplah lembaga yang dipimpinnya menuju ke arah kepunahan dan tergilas sama yang lainnya. Realita tidak mau berubah biasanya karena terlalu nyaman dengan kondisi yang sudah ada sehingga lupa untuk berubah. Kepala sekolah harus paham dengan trend masa kini karena persaingan antar sekolah akan semakin ketat seiring dengan kemajuan zaman. Kalau tidak kuat sudah tentu akan keluar dari kompetisi perubahan dunia khususnya di bidang pendidikan. Perubahan bisa dimulai dari per-individu dulu baru dilanjutkan kepada perubahan menyeluruh. Berubah tidak harus selalu meniru cara orang lain. Bisa diciptakan kreatifitas baru yang disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Awal perubahan bermula dari pikiran yang jernih. Beberapa sikap harus diambil dalam melaksanakan perubahan ini. Jauhi pikiran buntu. Jangan terlalu asik dengan masa lalu karena keberhasilan masa lalu belum tentu baik untuk perubahan masa sekarang, Jangan kaku dalam membuat keputusan. Jangan keras kepala dalam mengambil kebijakan. Jangan sekali-kali ada pembenaran dalam hal yang tidak masuk akal. Pikirkan cara yang terbaik dalam melakukan perubahan karena cara yang lalu akan berbeda dengan cara yang akan dilakukan sekarang. Adaptif terhadap perubahan yang terjadi. Antisipasi semua perubahan dengan selalu belajar dari cara mengeksekusi permasalahan yang terjadi. Orang yang menerima perubahan adalah orang yang terbuka. Kepala sekolah harus siap menerima masukan ide-ide dari warga sekolah. Gagasan yang baru akan lebih baik untuk memperbaiki hal yang sudah ada. Menjalankan hasil kesepakatan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk sebuah perubahan yang besar, berusahalah untuk bertindak yang relevan di setiap bidang. Jangan pernah berhenti belajar untuk sebuah perubahan. Selalu adaptif dengan semua perubahan yang ada. Selamat berjuang dan berkarya bagi semua rekan kepala sekolah. (*)
Rotasi, Mutasi, dan Harapan Perubahan di Sekolah
Kamis 14-04-2022,06:00 WIB
Oleh: redaksimetro01
Kategori :