TAHUN 2022 diprediksi akan memicu gelombang baru kasus Covid-19 di banyak negara mengingat meluasnya varian Omicron. Apalagi sejumlah negara sudah melaporkan kematian seperti Australia, AS, Israel, dan Inggris. Populasi yang sudah divaksin pun terinfeksi ulang. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Ahli Spesialis Penyakit Dalam Prof Ari Fahrial Syam menjelaskan proyeksi permasalahan kesehatan Indonesia tahun 2022 masih didominasi seputar pemasalahan pandemi Covid-19 dan bencana alam. Belajar dari bencana Covid-19 ini bahwa ternyata memang ketahanan kesehatan kita sangat lemah. Permasalahan kesehatan yang muncul di tahun 2022 juga dipengaruhi oleh berbagai faktor pendukung yang ada misal keterbatasan big data, bahan baku obat, reagen dan alat kesehatan yang sebagian besar masih impor, kekurangan dokter di daerah karena distribusi dokter umum, spesialis dan subspesialis yang tidak merata,†jelas Prof Ari kepada awak media baru-baru ini. Momok Omicron juga melanda dunia di akhir tahun 2021, akan menjadi permasalahan di tahun 2022. WHO juga tidak mengangap remeh atas keberadaan Omicron ini, karena setelah melihat dampak penularan yang cepat di negara asal dan negara tetangga WHO mengumumkan bahwa varian Omicron yang pertama kali dilaporkan pada tanggal 24 November 2021 dari Afrika Selatan, menjadi varian of corcern (VOC). “Memang wajar, kita memberikan perhatian penuh terhadap keberadaan varian Omicron ini, karena hampir 1 bulan setelah pertama kali dilaporkan sudah 78 negara yang menyampaikan keberadaan Omicron di negaranya melalui platform GISAID dan ini lebih cepat dari penyebaran Delta,†imbuhnya. Pada tahun 2022, kata dia, penyebaran varian Omicron diprediksi akan semakin buruk, mengingat kasus impor sudah meluas keseluruh dunia. Bahkan dibeberapa negara, Omicron sudah mendominasi kasus baru di negaranya. Dan kasus kematian mulai dilaporkan. “Varian yang diawal saat ditemukan tampaknya dengan gejala ringan, ternyata beberapa negara maju misal Amerika, Inggris sudah melaporkan adanya kematian pada pasien yang menderita Covid-19 karena varian Omicron ini,†jelasnya. Prof Ari melihat pengalaman pada gelombang kedua Covid-19 di Indonesia pada bulan Juni-Juli 2021, berbagai transformasi kesehatan harus dipercapat agar kita lebih siap dalam menghadapi dampak terburuk terjadinya gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia. Riset inovasi dengan melibatkan industri dari awal memang harus di dukung dan tentu dengan pendanaan yang cukup besar dan multi years, agar produk riset inovasi ini bisa dihilirisasi. “Vaksin merah putih harus terus di dukung agar sesuai dengan peta jalan yang telah dibuat. Diharapkan vaksin merah putih sudah menjalani uji klinik pada pertengahan tahun 2022, sehingga pada akhir tahun 2022, masyarakat Indonesia bisa mendapatkan vaksin produksi dalam negeri,†katanya. (bbs/js/kbe)
Laporan Kematian Kasus Omicron Mulai Muncul di Dunia, Waspada!
Kamis 06-01-2022,05:30 WIB
Editor : redaksimetro01
Kategori :