KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Janji hanya tinggal janji, kondisi revitalisasi Pasar Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, mangkrak tidak ada progres apapun sejak akhir tahun 2022 lalu.
Saat ini kondisi Pasar Bantargebang seperti baru terjadi kebakaran, dari luar terlihat amburadul terkesan ditinggalkan pedagang.
Kondisi itu membuat pedagang meradang mempertanyakan komitmen Plt Wali Kota Bekasi yang berjanji mendesak pihak pengembang merealisasikan revitalisasi ketika berkunjung ke Pasar Kranji pada 2022 lalu.
BACA JUGA:Lolos Verfak untuk DPD dari Jabar, Ini Profil Budiyanto
"Saat ini kondisi revitalisasi Pasar Kranji mangkrak. Tidak ada progres apapun. Dulu Plt Wali Kota Bekasi sudah mendesak pengembang agar merealisasikan revitalisasi. Tapi sampai sekarang tidak ada aktivitas apapun,"kata Erlan salah seorang pedagang Pasar Bantargebang, kepada KBE, Senin (13/3/2023).
Dikatakan bahwa saat bertemu Plt Wali Kota pihak pengembang berjanji akan melanjutkan pekerjaan revitalisasi Pasar Kranji. Tapi meski sudah pertengahan Maret, janji yang telah diucapkan realisasi nol.
BACA JUGA:Heboh, Beredar Video Tak Senonoh Mirip Oknum Kades di Lebak Banten
Menurutnya sejak awal 2023 tidak ada pergerakan apapun terkait revitalisasi Pasar Bantargebang. Bahkan diketahui jelasnya direktur PT Javana selaku pihak pertama sudah kabur.
"Sekarang Pasar Bantargebang dikuasai oknum mengatasnamakan pihak PT Javana. Peran pemerintah kami tunggu, pedagang sudah resah," jelasnya.
BACA JUGA:Katar Karawang Gelar Sertifikasi Relawan Sosial Tingkat Dasar di Desa Cikampek Barat
Pedagang lainnya, mengakui hal senada dengan menyebutkan bahwa Romi Payan selalu pihak dari Disdagprin menyatakan bahwa revitalisasi dilanjut Februari. Tapi sampai pertengahan Maret 2023 belum ada kejelasan.
"Secara persentase revitalisasi Pasar Bantargebang baru terealisasi 24 persen. Itu hanya lantai basement, belum setahun sudah retak dan bau," ujar pedagang lainnya.
BACA JUGA:Buruan Cek, Program PKH 2023 Resmi Cair Pada Bulan Ini
Diketahui bahwa proses revitalisasi Pasar Bantargebang kasusnya mirip dengan pelaksanaan revitalisasi Pasar Kranji. Bedanya Pasar Kranji nol persen, sementara realisasi Pasar Bantargebang diklaim pedagang 25 persen.
Pedagang Bantargebang pun mengakui bahwa uang yang ditarik ke pedagang totalnya sudah mencapai sekitar Rp80-an miliaran. Dana tersebut dari down payment, cicilan bahkan ada pedagang yang sudah membayar lunas untuk kios, Loos dan hook. ***