Ada perbedaan pakaian adat Lampung Saibatin dan Lampung Pepadun.
Pakaian Adat Lampung Saibatin
Masyarakat adat Lampung Saibatin yaitu masyarakat yang tinggal atau mendiami daerah pesisir seperti di Jabung, Way Jepara, Padang Cermin, Cukuh Balak, Talang Padang. Kota Agung, Pesisir Krui, Liwa dan lain-lain.
Pada pengantin pria adat Saibatin, ada tutup kepala dikenakan ikat pujuk atau kikat. Baju berlengan panjang berwarna putih ditutup jas.
Pada pakaian kebesaran biasanya dikenakan salempang yang terdiri dari kain putih atau kuning dari kain limar.
BACA JUGA:Kepala Lapas IIA Cikarang Ini Jadi Plt Lapas Kelas II A Karawang, Ini Alasan Kemenkumham Jabar
Celana berwarna gelap ditutup oleh kain tumpal sebatas lutut atau bulipat yang diperkuat ikat pinggang buduk.
Keris disisipkan di pinggang sebelah kanan agak miring ke kiri yang melambangkan kejantanan dan semangat perjuangan dalam kehidupan.
Saibatin sendiri memiliki makna "satu penguasa" atau "raja". Pakaian adat ini memiliki ciri khas warna merah menyala.
Pakaian Adat Lampung Pepadun
Pakaian adat Lampung Pepadun (Jurnal Kreasi dan Budaya Unindra PGRI) Foto: Pakaian adat Lampung Pepadun (Jurnal Kreasi dan Budaya Unindra PGRI)
"Pepadun" dalam arti sehari-hari adalah bangku tahta kepenyimbangan adat yang tebruat dari bahan kayu berkaki empat dan berukir-ukir.
Kemudian, masyarakat adat Pepadun berkediaman di daerah pedalaman Lampung, seperti Lampung Tengah, Lampung Utara, Way Kanan, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, sebagian Pesawaran, sebagian Pringsewu, dan sebagian Mesuji. Daerah tersebut terdiri dari masyarakat adat Abung (Abung Siwo Migo), Pubian (Pubian Telu Suku), Menggala / TulangBawang (Migo Pak) dan Buai Lima.
BACA JUGA:Kini Hangout Bikin Betah, Gerai McDonalds Hadir di Area Big Box CINITY
Pakaian ini memiliki makna "tempat duduk penobatan penguasa". Pakaian adat ini memiliki ciri khas warna putih.