KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID- Program Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-Cita (Sekoper Cinta) yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) bakal menjadi program nasional.
Program ini merupakan sebuah bentuk upaya untuk mewujudkan kesetaraan peran, akses, partisipasi, kontrol dan manfaat antara perempuan dan laki-laki di semua bidang.
Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat, Sri Rahayu Agustina, pada awalnya mengakui sering mengritik Program Sekoper Cinta, sebab tujuan awal yang diketahuinya hanya mengejar target Rekor MURI yaitu mengumpulkan perempuan se-Jawa Barat, diberikan pemahaman lantas diwisuda.
Namun seiring berjalannya waktu, Program Sekoper Cinta terus berbenah. Sri menganggap program tersebut sudah bisa menjawab apa yang menjadi kebutuhan perempuan di Jawa Barat untuk berdaya.
Akan tetapi, kata Sri, organisasi perangkat daerah (OPD) di Jabar harus ikut dilibatkan dalam Sekoper Cinta, mulai dari Diskominfo, Dinas Koperasi dan UKM hingga Dinas Pendidikan Jawa Barat.
"Contohnya Dinas Koperasi ada outlet, bisa dipasarkan di sana. Memberikan pelatihan dan permodalan, harus memberikan efek, bagaimana peningkatan penghasilan sendiri," ujar Sri.
"Kenapa Kominfo, ajarkan bagaimana pemasaran online. Kenapa koperasi, ada bantuan untuk izin, packaging yang bagus, dan mendapatkan halal," lanjutnya.
Sri memastikan DPRD Jawa Barat akan mengawal Program Sekoper Cinta, mengingat baginya semua program Ridwan Kamil sangat bermanfaat bagi masyarakat.
"Kami akan mengawal yang jadi kebijakan pak gubernur sampai akhir masa jabatannya. Bukan hanya Sekoper Cinta, tapi semua program di dinas Pemprov Jabar akan kami kawal," kata dia.
Sementara itu Ketua Umum Program Sekoper Cinta, Atalia Praratya Kamil mengatakan program Sekoper Cinta berawal dari keresahan dan stereotip perempuan bahwa perempuan dianggap tidak mampu berkembang dan membantu mensejahterakan keluarga.
"Jadi untuk masuk ke dalam sebuah program tidak mudah dan harus meyakinkan semua pihak. Di awal bahkan ada penolakan dari dewan. Padahal perempuan tidak bisa keluar dari kubangan lumpur kalau tidak dengan pengetahuan," kata dia.
Istri Gubernur Jawa Barat ini mengatakan, pemberdayaan perempuan hanya bisa dilakukan lewat pendidikan dan hal ini didapat Atalia setelah membaca 20 jurnal.
Apabila perempuan hanya berdiam diri di rumah, sulit untuk berpikir dan berkembang.
"Sehingga saya berjuang keras. Program Sekoper Cinta ini perjuangan, kita ingin perempuan berpengetahuan. Ketika ada perempuan terdidik, maka akan hadir anak terdidik," ujar dia.
Dia menegaskan, pada awalnya Program Sekoper Cinta tidak mengganggu anggaran pemerintah dan masuk dalam program PKK.
Setelah setahun berselang, lanjut Atalia, mulai ada sedikit anggaran yang masuk dalam Program Sekoper Cinta dan berkat kolaborasi, sudah ada puluhan ribu alumni program ini di seluruh Jawa Barat.
"Hal ini besar bukan karena anggaran, tapi kolaborasi dan apresiasi. Bahkan pemerintah dan Korea Selatan sedang melihat," katanya.
Dukungan Program Sekoper Cinta sejauh ini sudah datang dari Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Korea Selatan termasuk juga Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan juga Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Saat ini tahapan Program Sekoper Cinta sudah berkembang dan tidak hanya di tataran dasar dan tematik, namun sudah ada pada tahap vokasional.
"Kami juga berjejaring dengan Disdik Jabar, setiap SMK memiliki lima vokasi di antaranya menjahit, memasak, kecantikan termasuk juga IT dan e-commerce bisa bekerja sama dengan kita akan lebih banyak lagi perempuan berdaya diberi keteladanan khusus," kata Atalia.
Sementara itu, Alumni Terbaik Program Sekoper Cinta Tahun 2022, Shendy Septiana menuturkan banyak materi dan pelatihan yang didapat dari program ini dan setelah itu dirinya berani untuk membuka usaha.
"Saya ingin membantu perekonomian keluarga, suami honorer guru olahraga. Berjualan makanan dari rumah. Semua didapat dari pengetahuan dan pelatihan dari Sekoper Cinta," kata Shendy. (adv)