BACA JUGA:Tenggelam di Laut Jawa, 10 Nelayan asal Tangerang Dievakuasi di Belitung
Menurutnya, apartemen ikan ini dirancang dengan struktur yang mudah dirakit dan ditenggelamkan oleh nelayan. Bahan partisi menggunakan polypropylene (PP) yang ramah lingkungan.
Desainnya mempertimbangkan aspek teknis, termasuk kekuatan bahan serat kasar yang mempermudah pertumbuhan karang.
“Nelayan Cangkol menempatkannya di kawasan lumpur dan berhasil menciptakan area bebas dari penggunaan alat tangkap destruktif serta menjadikannya sebagai kawasan wisata sport fishing,"tandasnya.
BACA JUGA:Aquarium Pangandaran Jadi Destinasi Baru Libur Nataru di Kota Nelayan Kecil
Di lain tempat, nelayan Bangsring berhasil memanfaatkannya di kawasan karang yang rusak dan menjadikannya sebagai kawasan konservasi karang serta sebagai tujuan wisata diving dan snorkeling.
Sementara itu, tim penilai independen Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) Prof. Eko Prasojo menyoroti agar dampak positif inovasi tersebut dari sisi ekologi dan ekonomi dapat dihitung secara nasional mengingat 10.000 modul apartemen ikan ini telah ditempatkan di Perairan Indonesia.
Menanggapi hal itu, Bagus mengatakan evaluasi akan terus dilakukan begitu pula replikasi inovasi tersebut yang terus bertambah setiap tahunnya agar dapat memberikan dampak positif di perairan lainnya.
BACA JUGA:Viral!, Video Nelayan Dikejar Mahluk Misterius di Laut, Tubuh Hitam, Mata Menyala
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan ekologi adalah panglima pembangunan sektor kelautan perikanan. Dia meyakini, dengan laut yang sehat akan memberi dampak perekonomian yang berkelanjutan.***