Nazlira menyebutkan, dalam buku “The Years of Living Dangerously” karya C. J. Koch, seorang jurnalis Australia, pada tahun 1964, bulan Juli, Soekarno pernah berpidato untuk rakyat Indonesia agar makan tikus buat pengganti daging. (Red: Benarkah ini?)
Lantas, dia mengatakan, ada pernyataan yang tak terlupakan dari Soe Hok Gie dalam bukunya “Catatan Seorang Demonstran”, Hok Gie adalah aktivis yang terkenal kritis mengkritik kebijakan pemerintahan di bawah Presiden Soekarno.
“Dia menilai pemerintah membiarkan kondisi ekonomi Indonesia semakin terpuruk, ketika hidup rakyat semakin melarat, para pejabat pemerintahan justru malah berfoya-foya di istana seakan tidak terjadi apa-apa,” tulis Nazlira.
BACA JUGA:Pedagang Sate di Bekasi Ternyata Dibunuh Anak Sendiri Seorang Prajurit TNI, Ini Kronologinya
Selanjutnya, dia mengutip-ngutip buku Soe Hok Gie. Disebutkannya, Soe Hok Gie berkata,
“Aku dapat membayangkan betapa kotornya hidup perkelaminan di sini (Istana Presiden)," ketika ia melihat Sekretaris pribadi Soekarno di Istana Negara berkebaya ketat dengan buah dada yg menggiurkan.
“Terus terang saja, aku melirik padanya, padahal dalam hal ini aku biasanya acuh tak acuh”, kata Hok Gie.
Menurut dia, printilan peristiwa dalam catatan Soe Hok Gie banyak yang tak diketahui publik.
Suatu ketika Senat Fakultas Sastra UI menerima surat dari Menteri Koordinator Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Profesor Prinojo, dimana Fakultas diminta mengirimkan 20 orang mahasiswi untuk nonton wayang kulit di Istana semalam penuh.
BACA JUGA:Update Gempa Bantul M6,4, Sembilan Orang Luka 1 Meninggal Dunia
Hal itu sontak membuat Hok Gie dan kawan-kawannya tersinggung, karena seolah Fakultas Sastra adalah pemasok wanita utk konsumsi istana.
Apalagi tidak ada permintaan utk mengundang seorang pun mahasiswa.
Ketika kebanyakan orang bangga ketika diundang ke Istana, beda dengan Soe Hok Gie yang justru sedih dan kecewa, sebab ia menyaksikan betapa, dalam istilah Nazlira, kotornya kehidupan di Istana.
BACA JUGA:Hut ke-77 Bhayangkara, Gubernur Jabar Apresiasi Kedekatan Polri dengan Rakyat
"Setiap aku keluar dari istana, aku sedih dan kecewa. Sedangkan biasanya orang lain bangga jika bisa berjabatan tangan dengan Bung Karno," ucap Gie.