Baginya, soft skill mengolah ikan perlu ditumbuhkembangkan terhadap masyarakat pesisir.
"Kami sepakat dengan Pak Dirjen (PDSPKP), bahwa kalau keluarga nelayan tau cara mengolah ikan yang baik, benar, dan sehat, tentu bisa menghasilkan produk bernilai tambah dan jadi side job bagi mereka," kata Mudji.
BACA JUGA:Choky Sitohang Peduli Serahkan Bantuan Keramik untuk Ponpes Al Hidayah Jatibening Baru
Karena, Mudji mengaku telah memiliki rencana aksi. Terdekat, dia mengajak Ditjen PDSPKP melakukan survei pelaksanaan program di Dusun Popoh dan Klatak, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Selain itu, juga ada kegiatan "Petik Laut" di Muncar, Kabupaten Banyuwangi.
"Semoga kerjasama ini menjadi energi positif bagi keluarga nelayan ke depannya," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Jenderal Pol Purn Timur Pradopo selaku Ketua Dewan Pembina GISLI menegaskan bahwa kerjasama ini harus bisa dioperasionalkan supaya dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat.
BACA JUGA:Pendaftar di PPDB Tahap Kedua Mencapai 200 Ribu Peserta
“Harapan kita semua adalah bagaimana masyarakat kita (khususnya nelayan di wilayah pesisir) yang tadinya sangat susah itu bisa mendapat perhatian, bisa mendapat bantuan, sehingga sekecil apapun harapan untuk membahagiakan keluarganya bisa diwujudkan,” pungkas Timur Pradopo.
Sebagai informasi, program kegiatan GISLI meliputi konsultasi dan pendampingan, penelitian, diseminasi, seminar, advokasi dan kolaborasi terkait dengan aspek keselamatan maritim.
BACA JUGA:Tri Adhianto: Hasil Sidak PPDB Berjalan Sesuai SOP, Hanya Perlu Perbaikan Sistem
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan keberpihakannya terhadap nelayan. Bahkan dia menyiapkan program "Kampung Nelayan Maju (Kalaju)", agar terbebas dari stigma kumuh dan menjadi lebih bersih serta terintegrasi.
KKP akan membangun sejumlah fasilitas, di antaranya penyaluran kapal, alat tangkap, cold storage, pabrik es, balai komunikasi, dan fasilitas lainnya, hingga pelatihan untuk nelayan.***