Kurikulum Merdeka Dorong Siswa Lebih Berkembang

Selasa 29-08-2023,06:20 WIB
Reporter : Gemah
Editor : Gemah

JAKARTA - Kurikulum Merdeka diklaim lebih mudah diserap guru dan siswa. Bukan seperti selama ini yang kaku atau sekadar menghafal materi, Kurikulum Merdeka dinilai lebih fleksibel.

 

Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kemendikbudristek, Zulfikri Anas mengatakan, Kurikulum Merdeka merupakan alat agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrahnya menjadi manusia pembelajar sepanjang hayat.

 

Kurikulum Merdeka, lanjut Zulfikri, bukan sekadar perubahan dokumen dan administrasi, tetapi lebih pada peningkatan kualitas belajar peserta didik dan meningkatkan kualitas hubungan guru dengan anak didiknya.

 

BACA JUGA:Forkopimda Pendidikan se-Jawa Barat: Perbaikan PPDB Dibuat Pakta Integritas

 

"Penekanannya di sini adalah seberapa jauh terjadinya perubahan dalam proses belajar, bukan sekadar menuntaskan penyampaian materi kurikulum kepada anak. Ukurannya bukan banyaknya materi yang mampu diserap anak, melainkan lebih kepada seberapa sesuai pelayanan terhadap anak, sehingga setiap anak dapat menemukan cara terbaik bagi dirinya untuk tumbuh dan berkembang,” ujar Zulfikri.

 

Zulfikri menyampaikan, Kurikulum Merdeka ingin mengubah kebiasaan sebelumnya yang membuat guru terbelenggu format-format  administrasi yang kaku dan rumit. Format yang kaku dan rumit ini mengakibatkan guru selama ini  kekurangan waktu untuk memikirkan dampak ketertinggalan anak.

 

Pada Kurikulum Merdeka, jelas Zulfikri, pembelajaran lebih berpusat pada siswa dengan menyederhanakan perangkat ajar, perencanaan yang dibuat lebih simpel, mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru, serta mudah dipahami dan dicapai oleh siswa.

 

BACA JUGA:Pendidikan Karakter di Era Milenial

 

"Kita memberikan ruang kepada tenaga pendidik untuk menyelesaikan persoalan masing-masing siswa terkait kemampuan dasar yang dimiliki dan apa yang dibutuhkan," ucap Zulfikri.

 

Zulfikri juga menekankan Kurikulum Merdeka bukan untuk mempersulit guru, akan tetapi mempermudah proses pembelajaran. Sehingga guru bisa mewujudkan suasana belajar yang interaktif, bermakna, mendalam, dan anak merasa menemukan dunia belajarnya di situ. (*)

Kategori :