Tapi ternyata, tikus yang dikonsumsi ini bukanlah tikus got yang kotor namun tikus hutan yang tak terpapar sampah dan kotoran manusia.
2. Paniki
Orang Minahasa memiliki makanan ekstrem khas yang disebut paniki. Paniki merupakan kelelawar pemakan buah yang dimasak dengan santan.
Kelelawar pemakan buah memiliki bentuk tubuh yang sedikit lebih besar dari kelelawar pada umumnya. Oleh karena itu, kelelawar jenis ini dipilih agar penyantap lebih puas dalam menikmati sup paniki.
BACA JUGA : Sinopsis Anime Yuzuki-San Chi No Yonkyoudai dan Link Nonton Episode 5 Sub Indo
Biasanya kelelawar dibakar untuk dihilangkan bulunya. Lalu dimasak dengan santan dan bumbu seperti bawang merah, bawah putih, cabai, serai, dan lainnya.
Selain Minahasa, daerah lain di Indonesia yang memanfaatkan protein kelelawar adalah daerah Gunung Kidul di Yogyakarta, beberapa daerah di Kepulauan Maluku dan Kalimantan.
3. Lawar
Bagi kalian yang tinggal atau pernah berkunjung ke Bali, tentu tak asing dengan sajian kuliner yang satu ini.
Makanan ekstrem ini mirip dengan salad. Bedanya, lawar dibuat dengan bahan dasar daging babi cincang, darah segar, dan sayur-sayuran.
BACA JUGA : Berikut Beberapa Fakta 'Songbird', Film yang Mengangkat Tema COVID-23
Beberapa orang yang awam tentang lawar pasti akan enggan mencicipi kuliner ini. Wajar karena proses pembuatan lawar tidak dimasak, baik digoreng maupun direbus atau kukus.
Darah binatang ini pun tidak dimasak, melainkan langsung dicampur dalam adonan lawar.
Menikmati lawar jenis ini tentu menjadi tantangan kuliner tersendiri bagi orang yang awam tentang lawar. Namun, bagi orang Bali hal ini sudah biasa.
Biasanya, hidangan ini akan disajikan ketika upacara ada di Bali, atau hari-hari penting lainnya.