Kolaborasi Ihsanudin-Indonesia Aktif Atasi Golput di Kalangan Pemilih Baru

Senin 04-12-2023,06:00 WIB
Editor : Gemah

Sebagai penutup, Ihsanudin menekankan pesannya kepada pemilih pemula: “Jangan sampai golput melupakan tanggung jawab kita terhadap tanah air. Satu suara berarti satu suara untuk perubahan.

Melalui kolaborasi ini, Ihsanudin memberikan contoh nyata upaya aktif dalam menurunkan angka golput dan mendorong pemuda untuk merasa memiliki peran penting dalam perjalanan demokrasi negara ini.

BACA JUGA: PAC Gerindra Cikarang Selatan Optimis Elektabilitas Prabowo-Gibran Terus Naik

Di tempat yang sama Ratih Siti Puspita, M.Si, seorang praktisi Komunikasi politik yang caleg DPRD Karawang dari Partai Gerindra Dapil 1 Karawang menjelaskan pada kaum muda Karawang, kenapa kita jangan golput?

"Tingginya angka golput menyebabkan rendahnya tingkat kepercayaan dan kredibilitas calon terpilih. Akibatnya pemerintah daerah tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik karena kurangnya dukungan politik," ujar Ratih.

Ratih juga mengungkapkan mengapa harus menggunakan hak pilih dalam pemilu? Menurutnya, karena sebagai indikator bagi masyarakat untuk peduli dan belajar politik. Jika tidak, tentu tidak akan mendapatkan pemimpin yang mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya.

BACA JUGA: DPRD Jabar Setujui 9 Raperda Masuk Propemperda 2024, 8 Di antaranya Usulan Pemprov

Ratih juga menjelaskan pemilih muda diprediksi bakal mendominasi pesta demokrasi Pemilu tahun ini. Pemilih yang biasa disebut generasi Y dan Z jangan sekadar memilih, mereka juga harus aktif mencari informasi, baik itu terkait kandidat maupun tentang tahapan pemilu. 

"Generasi yang sebagian besar sudah mengantongi hak pilih ini akan berperan besar pada proses demokrasi dalam pemilu mendatang," ujarnya.

Ditambahkan Ratih, peran generasi muda apalagi mahasiswa, penting terhadap persoalan bangsa. Memasuki tahun politik, mahasiswa menjadi target pasar suara oleh partai politik. Jumlah mahasiswa di Indonesia sekitar 8 juta, merupakan jumlah yang signifikan secara kuantitatif.

BACA JUGA: DPRD Jabar Bahas APBD 2024 Hingga Raperda Kepariwisataan

Sementara itu Muhamad Yaser Julios, eorang pengusaha muda yang juga caleg DPR RI menjelaskan, pemilih muda dalam konteks Pemilu adalah mereka berada dalam pusaran antara antusiasme dan apatisme politik. 

Pada satu sisi sangat bersemangat dan ingin mengetahui seputar Pemilu, khususnya melalui media sosial. Namun, belum tentu antusiasisme tersebut sejalan dengan realitas perilaku politiknya, bahkan tidak sedikit kalangan pemilih pemula, termasuk mahasiswa, lebih memilih tidak menyalurkan hak pilihnya alias Golput.

Karena itu sebagai caleg mengaku untuk intens melakukan literasi politik dengan cara melakukan pendidikan pemilih kepada pemilih muda agar menjadi pemilih cerdas. 

"Pemilih cerdas adalah pemilih yang lebih mengedepankan rasionalitas dalam menentukan pilihannya. Dalam pendidikan pemilih tersebut juga harus diberikan pemahaman dan keterampilan teknis pencoblosan yang sah agar kehadiran pemilih muda ke TPS tidak sia-sia," ungkapnya.

Kategori :