KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Deputi Bidang Logistik dan Peralatan (Logpal) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan bersama Tenaga Ahli BNPB Bambang Eko Pratolo, melakukan kunjungan kerja ke lokasi terdampak erupsi gunungapi Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Kamis (4/1).
Kunjungan tersebut dilakukan atas arahan sekaligus mewakili Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M., yang memiliki agenda lain yakni penyerahan dana stimulan bagi warga terdampak gempabumi magnitudo 4.8 di Sumedang, Jawa Barat.
Deputi Logpal beserta rombongan tiba di Flores Timur melalui bandara Gewayantana, Larantuka dan disambut oleh Penjabat Bupati Flores Timur, Doris Alexander. Setelah tiba di sana, rombongan langsung menuju ke kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur yang dijadikan sebagai posko induk penanganan erupsi gunungapi Lewotobi Laki-Laki, untuk memastikan kesiapan tim dalam melakukan upaya penanganan darurat termasuk meninjau gudang penyimpanan logistik dan peralatan.
"BNPB akan melakukan pendampingan. Kami telah meninjau posko utama di kantor BPBD dan harus ada pos lapangan di sekitar pengungsian. Harapannya SK untuk posko sudah diteken oleh Bupati sehingga segala operasional penanganan darurat dapat lebih maksimal,” jelas Lilik, Kamis (4/1).
BACA JUGA:Sejak Minggu Terkena Banjir, Sebanyak 997 Jiwa Terdampak
Dari peninjauan itu, Deputi Logpal memberikan arahan agar sisa barang logistik maupun peralatan segera didistribusikan kepada warga terdampak. Jika nanti habis, maka BPBD Kabupaten Flores Timur dapat mengajukan kepada BNPB. Dalam kondisi darurat, kebutuhan dasar masyarakat harus menjadi prioritas utama. Sebab, keselamatan masyarakat adalah hukum tertinggi.
“Gudang logistik di posko utama masih ada barang-barang. Kami telah meminta agar segera didistribusikan untuk warga,” tutur Lilik.
Usai meninjau kantor BPBD Kabupaten Flores Timur, Lilik Kurniawan bergerak menuju Pos Pengamatan Gunungapi Lewotobi. Di lokasi itu, Deputi Logpal bersama rombongan mendapatkan penjelasan terkait proses pengamatan dan peninjauan perkembangan aktivitas vulkanik gunungapi oleh Ketua Pos Pengamatan, Yosef Mboro. Segala hasil perekaman data dan informasi dari Pos Pengamatan itu akan dirumuskan menjadi rekomendasi bagi masyarakat sebagai antisipasi dari adanya dampak erupsi.
“Dari pos pengamatan, Badan Geologi dan PVMBG juga memberikan sosialisasi agar masyarakat tetap tenang termasuk segala informasi terkait gunungapi. Penjabat Bupati juga menjelaskan apa saja yang harus dilakukan masyarakat saat terjadi erupsi,” ungkap Lilik.
BACA JUGA:BRIN Serahkan Penggunaan Aset Milik Negara ke KemenPAN-RB
Selesai melihat kegiatan di Pos Pengamatan, Lilik kemudian menuju lokasi pengungsian Desa Konga yang berada di Kecamatan Titihena. Di lokasi itu terdapat 319 KK atau 1.164 jiwa yang mengungsi di tenda pengungsian.
Menurut Lilik, pengungsian di Desa Konga sudah lengkap dengan segala fasilitas yang dibutuhkan warga. Air bersih, toilet, termasuk dapur umum telah tersedia dan dinilai mampu memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari warga selama di pengungsian.
“Air bersih ada, toilet umum sudah disiapkan, dapur umum sangat siap. (Pengoperasiaannya-red) Dikeroyok bareng-bareng oleh lintas unsur. Permakanan aman. Sangat aman,” jelas Lilik.
Saat meninjau dapur umum di sana, Lilik memastikan permakanan yang disajikan telah memenuhi gizi yang seimbang. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan permakanan bagi warga pengungsi, dapur umum itu juga menyajikan beberapa makanan tambahan bagi anggota lintas instansi yang bertugas. Di sana, Lilik bahkan turut menggoreng pisang yang akan disajikan bagi warga dan petugas.