Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Karawang Dindin Rachmadhy mengungkapkan, pola program penurunan stunting di Kabupaten Karawang secara khusus diintegrasikan dengan program-program strategis lain. Seperti masalah kemiskinan ekstrem dan ketahanan pangan.
Oleh sebab itu, ada tiga langkah yang menjadi fokus untuk menekan angka stunting.
Dimulai dari intervensi terhadap permasalahan stunting, mengentaskan kemiskinan ekstrem, dan memperkuat ketahanan pangan.
BACA JUGA:Tampil di GIICOMVEC 2024: Daihatsu Indonesia Datangkan Tiga Andalan GranMax
"Target Karawang tahun ini dari 14 persen ingin menjadi minimal 12,1 persen, jika itu tercapai sungguh sudah bagus. Jawa Barat saat ini masih 20,20 persen dan Nasional 21,60 persen," ungkap Dindin dalam paparannya.
"Harapan menuju Karawang Zero New stunting itu masih ada. Kalau 2023 bisa capai 12,1 persen kita optimis tahun ini bisa satu digit sesuai target," imbuhnya.
Disisi lain, Kepala DPPKB Karawang Sofiah menambahkan, dengan kekuatan anggaran dan pasukan di lapangan yang dimiliki Kabupaten Karawang cita-cita menuju Zero New Stunting tentu bukan hal yang mustahil.
Sejak tahun 2021 hingga saat ini, angka stunting di Karawang terus turun secara signifikan.
BACA JUGA:Stabilkan Harga, Ratusan Ribu Ton Beras Disalurkan ke Masyarakat Kabupaten Bekasi
Hal ini bisa terwujud karena strategi Bupati Karawang, Aep Saepulloh yang optimal mengkolaborasikan peran Pentahelix.
Kata Sofiah, pemerintah sudah mengeluarkan berbagai regulasi dari Peraturan Bupati, Surat Keputusan, serta Surat Edaran yang bertujuan sebagai penguatan dalam pelaksanaan program percepatan penurunan stunting di Karawang.
"Kami berharap di tahun 2024 ini semua pihak bergerak lebih maksimal, yang masih kurang kita perbaiki bersama-sama dan yang sudah bagus harus di tingkatkan lagi," harapnya. (Wyd)