Kisah Sahabat Nabi: Abu Bakar Ash-Shiddiq, Khalifah Pertama Umat Islam Setelah Rasul Wafat

Sabtu 23-03-2024,20:57 WIB
Reporter : Putri
Editor : Putri

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Abu Bakar Ash Shiddiq, salah satu sahabat Nabi yang terkenal, sering disebut dalam Al-Quran karena kontribusinya dan kisah persahabatannya dengan Nabi Muhammad SAW.

Sahabat Nabi ini dikenal karena kepribadiannya yang disiplin, taat, dan jujur dalam segala hal. Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar dipilih oleh umat Islam sebagai penggantinya dalam memimpin umat Muslim. Namun, bagaimana sebenarnya kisah Abu Bakar Ash Shiddiq ini?

Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar Ash Shiddiq lahir dengan nama Abdullah bin Abi Quhafa pada tahun 573 Masehi dan meninggal pada tanggal 23 Jumadil Akhir tahun 13 H setelah peristiwa Gajah, saat usianya mencapai 63 tahun. Abu Bakar berasal dari keluarga bangsawan yang terhormat di Makkah dan sebelum masuk Islam, dikenal dengan nama Abdul Ka’bah. Ayahnya, Utsman bin Amir, memeluk Islam pada saat Kota Mekkah ditaklukkan.

Pada usia 63 tahun, Abu Bakar Ash Shiddiq meninggal karena sakit yang dideritanya. Dia dimakamkan di dekat Masjid Nabawi, di rumah putrinya, Aisyah. Abu Bakar dikenal sebagai pendamping setia Nabi Muhammad SAW sejak awal masuk Islam hingga wafat. Dia juga merupakan ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya dikenal dengan nama Abdul Ka’ab, Abu Bakar masuk Islam setelah diajak oleh Nabi Muhammad SAW.

Menurut kitab Hayatus Sahabah, Abu Bakar kemudian menjadi seorang pendakwah Islam yang gigih kepada beberapa tokoh terkemuka, seperti Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan lainnya. Meskipun demikian, istri Abu Bakar yang bernama Qutailah binti Abdul Uzza menolak untuk memeluk Islam, sehingga dia diceraikan oleh Abu Bakar. Namun, istri lainnya, Ummu Ruman, memilih untuk menjadi seorang Muslimah.

Kisah Abu Bakar Mendapat Julukan Ash-Shiddiq dan Al-‘Atiq

Menurut islam.nu, terdapat sebuah cerita yang menjelaskan bagaimana Abu Bakar mendapatkan gelar Ash Shiddiq dan Al-’Atiq. Dalam budaya Arab, umumnya orang diberi julukan atau laqab untuk memuji sifat-sifat mereka yang mulia. Rasulullah SAW juga sering memberikan julukan kepada para sahabatnya sebagai bentuk penghormatan. Sebagai contoh, Umar bin Khattab diberi julukan Al-Faruq yang berarti pemisah antara kebenaran dan kebatilan, kemudian Khalid bin Walid dijuluki Saifullah yang berarti pedang Allah, dan Hamzah bin Abdul Muthalib dikenal sebagai Asadullah yang berarti singa Allah.

Dapat dinyatakan bahwa setiap sahabat Rasulullah SAW memiliki julukan masing-masing, termasuk Abu Bakar yang terkenal dengan julukan Ash Shiddiq dan Al-’Atiq.\

- Ash-Shiddiq

Istilah Ash-Shiddiq merujuk pada seseorang yang sangat jujur atau sering mengonfirmasi kebenaran. Ini adalah alasan mengapa Abu Bakar dianggap sebagai sahabat Rasulullah SAW yang paling dipercayai, bahkan dalam situasi yang tampak tidak masuk akal.

Ada sebuah cerita setelah Peristiwa Isra Mi’raj, di mana Rasulullah SAW melakukan perjalanan dari Makkah ke Baitul Maqdis dengan cepat, lalu melanjutkan perjalanan ke langit yang ajaib. Ketika beliau menceritakan pengalamannya kepada penduduk Makkah, banyak yang tidak mempercayainya dan bahkan mengejeknya. Beberapa orang bahkan murtad karena kejadian itu. Di saat-saat itu, Abu Bakar dengan gagah berani dan keyakinan yang kuat membenarkan cerita Rasulullah SAW. Itulah yang membuatnya dijuluki Ash-Shiddiq.

- Al-’Atiq

Abu Bakar tidak hanya dikenal dengan gelar Ash-Shiddiq, tetapi juga Al-’Atiq. Menurut beberapa ulama, ini karena kegantengan Abu Bakar. Namun, ada yang mengatakan bahwa julukan ini diberikan karena ia selalu menjadi yang terdepan dalam perbuatan baik. Versi lain menyebutkan bahwa julukan itu datang dari keturunan suci Abu Bakar yang bebas dari dosa zina. Ada juga yang menyatakan bahwa Abu Bakar mendapatkan gelar tersebut karena dijamin terbebas dari siksa neraka, sesuai dengan hadis.

“Demi Allah, sesungguhnya aku sedang berada di rumahku pada suatu hari, sementara Rasulullah saw dan beberapa sahabat berada di halaman. Di antara aku dan mereka tertutup oleh pembatas. Tiba-tiba datang Abu Bakar, lalu Nabi bersabda, ‘Siapa yang senang melihat orang yang terbebas (‘atiq) dari api neraka, maka lihatlah Abu Bakar.” (HR Al-Hakim)

Sebelum wafat, Abu Bakar Ash Shiddiq mengalami sakit selama sekitar 15 hari. Saat itu, ia hanya bisa berbaring lemah di tempat tidur dan tidak bisa bergabung dalam shalat berjamaah dengan sahabat-sahabatnya. Karena Abu Bakar biasanya menjadi imam di masjid, namun karena sakit, Umar bin Khattab menggantikannya agar shalat berjamaah tetap berlangsung.

Abu Bakar meninggal pada usia 63 tahun, dan jenazahnya dimandikan oleh istrinya yang bernama Asma’ binti Amisy sesuai dengan wasiatnya. Ada beberapa sumber yang menyebutkan bahwa penyebab sakitnya adalah karena ia memakan makanan yang diracuni oleh seorang Yahudi. Saat itu, Abu Bakar sedang makan bersama al-Harist bin Kaladah dan al-Atab bin Usaid, yang juga mengalami penyakit yang sama dan meninggal pada hari yang sama.***

Kategori :