Tahukah Kamu Kisah Sahabat Nabi yang Jasadnya Utuh Karena Rajin Berpuasa? Yuk Simak Kisahnya!

Tahukah Kamu Kisah Sahabat Nabi yang Jasadnya Utuh Karena Rajin Berpuasa? Yuk Simak Kisahnya!

Ilustrasi Sahabat Nabi yang Jasadnya Utuh Karena Rajin Berpuasa (Foto/ Get Images/iStockphoto/rudall30)-Get Images/iStockphoto/rudall30-

KBEONLINE.ID - Sahabat Nabi Muhammad SAW memiliki latar belakang yang berbeda dan amalan ibadah yang berbeda-beda. Terdapat satu Sahabat Nabi yang jasadnya utuh karena rajin berpuasa. Siapa Sahabat Nabi tersebut?

Ia adalah Abu Thalhah, seorang Sahabat Nabi Muhammad SAW, terkenal dengan ketekunannya dalam menjalankan ibadah puasa. Anas bin Malik menyatakan bahwa Abu Thalhah terus menerus berpuasa selama 40 tahun setelah wafatnya Rasulullah SAW.

Yuk simak kisah Abu Thalhah, Sahabat Nabi yang jasadnya utuh karena rajin berpuasa.

kisah Abu Thalhah yang Sering Berpuasa

Menurut buku "Ensiklopedia Sahabat Rasulullah" yang disusun oleh Wulan Mulya Pratiwi dkk, Abu Thalhah jarang tidak berpuasa, kecuali pada hari-hari yang diharamkan atau saat sedang sakit. Selain menjadi penganut puasa yang tekun, Abu Thalhah juga terkenal karena tidak pernah melewatkan salat malam dan mengikuti jihad di jalan Allah.

Anak dari Abu Thalhah berkata:

"Semoga Allah merahmatimu wahai ayah kami. Kau sekarang sudah tua sekali. Kau sudah berjuang bersama Rasulullah, Abu Bakar, Umar, kenapa kau sekarang tidak istirahat saja dan biarkan kami yang berjihad?"

Lantas, Abu Thalhah membalas melalui firman Allah SWT dalam surat At Taubah ayat 41, berikut artinya:

 

ٱنفِرُوا۟ خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَٰهِدُوا۟ بِأَمْوَٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

 

Arab latin: Infirụ khifāfaw wa ṡiqālaw wa jāhidụ bi`amwālikum wa anfusikum fī sabīlillāh, żālikum khairul lakum ing kuntum ta'lamụn

Artinya: "Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui,"

 

Sayangnya, Abu Thalhah meninggal dalam perjalanan tersebut. Saat itu, para pasukan Muslim tidak berhasil menemukan pulau untuk menguburkan jenazahnya.

Selama tujuh hari, kaum Muslim mencari pulau, namun jenazah Abu Thalhah tetap utuh dan tidak mengalami perubahan. Tubuhnya terlihat seperti sedang tertidur.

Khalifa Bisma Sanjaya, dalam bukunya yang berjudul "Bahagia di Masa Susah," menceritakan bahwa Abu Thalhah wafat dalam keadaan sedang menjalani ibadah puasa. Pada saat itu, dia sedang bersiap untuk berjihad di lautan pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan.

Berdasarkan laporan dari NU Online, jenazah Abu Thalhah masih dalam keadaan utuh karena dia rajin berpuasa. Selama hidupnya, dia konsisten dalam menjalankan ajaran agama Allah SWT dan menghormatinya.

Abu Thalhah terlibat dalam beberapa pertempuran, termasuk Perang Badar, Perang Uhud, dan Perang Hunain. Terutama dalam Perang Badar, dia memainkan peran penting dalam kesuksesan umat Muslim.

Dalam Perang Uhud, Abu Thalhah dikenal sebagai pahlawan yang berdiri kokoh bersama Rasulullah SAW dan membela beliau dari serangan musuh. Sedangkan dalam Perang Hunain, Abu Thalhah berhasil membunuh dua puluh musuh dan mendapatkan harta rampasan dari mereka.

Abu Thalhah Mewakafkan Kebun

Selain rajin berpuasa, Abu Thalhah juga mewakfakan kebun kurma miliknya. Kisah tentang perilaku terpuji seorang sahabat Rasulullah yang rela mewakafkan kebun kurma miliknya diambil dari buku "365 Kisah Pengantar Tidur Islami," yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada tahun 2018.

Abu Thalhah Al-Anshari, seorang yang kaya di Madinah, memiliki beberapa kebun kurma. Salah satu kebun yang sangat ia hargai adalah kebun di Bairuha yang menghadap langsung ke masjid.

Suatu ketika, Abu Thalhah Al-Anshari mendengar ayat dari surat Ali Imran ayat 92 tentang pentingnya bersedekah dari harta yang kita cintai. Tanpa ragu, ia segera mendatangi Rasulullah SAW. "Ya Rasulullah, Allah berfirman: 'Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sebagian dari harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya,'" kata Abu Thalhah Al-Anshari.

"Aku akan menyumbangkan kebunku di Bairuha karena Allah. Aku melakukannya untuk mendapatkan kebaikan dari Allah. Ya Rasulullah, berikanlah kebunku ke mana pun Allah menghendakinya."

"Itu adalah harta yang sangat berharga," jawab Rasulullah SAW yang pernah mengunjungi kebun itu. "Lebih baik jika engkau serahkan kebun itu kepada keluargamu."

"Saya akan melakukannya," jawab Abu Thalhah Al-Anshari. Kemudian ia membagi-bagikan kebunnya kepada keluarga dan anak-anak pamannya.

Itulah kisah Abu Thalhah, Sahabat Rasul yang Jasadnya Masih utuh.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: