KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Maraknya kasus bully yang terjadi tentu membuat orang tua menjadi waspada. Dampak bully yang terjadi tidak hanya terluka secara mental, namun bisa berakibat fatal.
Pelaku bullying berniat menyebabkan penderitaan pada korban, baik secara fisik, verbal, atau melalui perilaku menyakitkan lainnya, dan melakukannya secara berulang. Anak laki-laki cenderung mengalami bullying fisik, sementara anak perempuan lebih mungkin menghadapi bullying psikologis, meskipun kedua jenis bullying ini sering kali saling terkait. Bullying merupakan pola perilaku, bukan insiden sekali saja. Anak-anak yang melakukan bullying biasanya memiliki status sosial atau posisi kekuasaan yang lebih tinggi, seperti anak-anak yang lebih besar, lebih kuat, atau lebih populer, sehingga bisa menyalahgunakan posisinya.Bagaimana ciri-ciri anak jadi korban bully? Yuk cari tahu!
BACA JUGA:Anak Sering Menangis Saat Ditinggal? Bisa Jadi Karena Separation Anxiety Disorder, Simak Yuk!
Ciri-ciri Anak Jadi Korban Bully
Melansir Kompas.com, menurut Very Well Family, berikut adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa seorang anak menjadi target perundungan.
Berkurangnya jumlah teman anak
Orang tua perlu memperhatikan jika anak tiba-tiba tidak lagi membicarakan teman-temannya, tidak lagi bersama rekan sebayanya, atau mengurangi interaksi sosial dengan teman-teman mereka.
Orang tua dapat mencari tahu lebih lanjut tentang keadaan teman-teman dekat anak dan mengamati reaksi dan jawaban yang anak berikan.
Jika seorang anak menjawab bahwa mereka tidak punya teman, ini adalah tanda bahaya yang perlu moms cermati secara serius. Selain dari jawaban lisan mereka, orangtua juga dapat memperhatikan ekspresi wajah dan bahasa tubuh anak untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut.
Perubahan Mood
Perhatikan dengan seksama adanya perubahan yang signifikan dalam perilaku dan kepribadian anak kita. Anak yang menjadi korban perundungan kadang-kadang akan menunjukkan tanda-tanda seperti kecemasan, manja, wajah cemberut, atau perilaku menarik diri.
Mereka juga mungkin akan menampakkan tanda-tanda sedih, murung, menangis, atau merasa tertekan, terutama setelah bersekolah atau berinteraksi di media sosial.
BACA JUGA:Jangan Gegabah, 10 Tips Memilih Sekolah untuk Anak
Gejala Fisik atau Keluhan
Ketika anak mengalami perundungan, mereka akan sering mengeluhkan sakit kepala, sakit perut, atau masalah fisik lainnya.
Juga, penting untuk mengidentifikasi tanda-tanda fisik seperti luka, memar, atau goresan yang tidak biasa.
Anak-anak juga bisa menunjukkan perubahan dalam kebiasaan makan, seperti melewatkan makan atau makan berlebihan, misalnya karena bekal mereka direbut oleh pelaku perundungan.
Perubahan Pola Tidur
Anak-anak yang menjadi sasaran perundungan cenderung mengalami kesulitan tidur atau seringkali memiliki mimpi buruk.
Indikator lainnya meliputi menangis hingga tertidur atau mengompol, yang bukan merupakan kebiasaan mereka.
Prestasi Sekolah Menurun
Peran sebagai korban perundungan dapat mengakibatkan anak kehilangan fokus dalam belajar dan bahkan menolak untuk pergi ke sekolah. Ini jelas berdampak pada prestasi akademis mereka, seperti merosotnya nilai dan masalah kehadiran di sekolah.
Jika anak mengalami perundungan, mereka mungkin tidak lagi termotivasi untuk bersekolah karena merasa tidak lagi aman dan nyaman.
Selain enggan untuk berangkat sekolah, anak juga bisa saja mengeluhkan soal sekolah mereka. Jika anah menyampaikan isi hatinya mengenai temannya yang "drama" atau 'bermain-main", Moms dan Dads juga pelru waspada. Ini bisa saja mengindikasikan anak mengalami perundungan di sekolah.
Moms dan Dads bisa mengajak berbicara dan biarkan mereka bercerita secara detail mengenai hal tersebut.
BACA JUGA:Kenali Fase Tantrum pada Anak agar Lebih Mudah Mengatasinya
Kehilangan Minat
Perhatikan tanda-tanda jika anak mulai kehilangan minat dalam aktivitas seperti olahraga, hobi, atau kegiatan favorit mereka.
Ketika mereka melenceng dari rutinitas yang biasanya mereka nikmati, ini bisa menjadi indikasi adanya masalah, termasuk perundungan.
Walaupun perubahan minat adalah hal yang wajar dalam pertumbuhan anak, namun jika perubahan tersebut tiba-tiba atau tidak terduga, orangtua perlu mencari tahu penyebabnya.
Barang yang Rusak, Hilang, atau Berpindah
Jika anak pulang dengan barang seperti pakaian, buku, mainan, perangkat elektronik, atau barang-barang lain yang rusak, sobek, atau hilang, itu bisa menjadi petunjuk bahwa ada masalah yang lebih dalam.
Hal ini bisa menunjukkan kemungkinan bahwa mereka menjadi target intimidasi, karena pelaku perundungan sering kali merusak atau mengambil barang milik korban mereka.
Itulah beberapa tanda jika anak mengalami bullying atau perundungan. Jika anak mengalami perundungan, segeralah untuk melapor pihak terkait tempat perundungan agar ditindak lanjuti.***