KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang terus berupaya mengoptimalkan program kelas ibu hamil sebagai upaya menekan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Karawang. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melaksanakan program Pemantapan Kelas Ibu Hamil dan Edukasi Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, dr Nurmala Hasanah menjelaskan, Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, berdiskusi dan bertukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan.
Untuk mengembangkan program ini, Dinkes Karawang menggelar pertemuan peningkatan kapasitas bagi pelaksana program kelas ibu hamil di lapangan, yaitu bidan puskesmas dan bidan desa.
"Kami.mendatangan para ahli dalam hal ini ahli gizi, bidan ahli dan dokter untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan kapasitas pelaksana program kelas ibu hamil di Karawang," kata Nurmala.
BACA JUGA:Terjerat Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Santriwati, Pimpinan Ponpes: Siap di Visum
Program ini diikuti oleh 50 Puskesmas dari 30 kecamatan di Karawang. Terbagi menjadi tiga kelompok kegiatan, pelaksana pertemuan peningkatan kapasitas pelaksana program kelas ibu hamil di pusatkan di Fave Hotel Karawang sejak tanggal 31 Juli hingga 3 Agustus 2024 kemarin.
"Kami berharap, melalui peningkatan kapasitas ini, semakin banyak ibu hamil yang lebih waspada dengan kehamilannya. Dan kader-kader kami di lapangan mampu menangani berbagai permasalahan di lapangan," harapnya.
Sementara, Subkor Kesehatan Keluarga dr Eneng Sukmayanti mengatakan, ada banyak keunggulan kelas ibu hamil dari pada konsultasi perorangan ke bidan.
"Dewasa ini penyuluhan kesehatan Ibu dan Anak pada umumnya masih banyak dilakukan melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang diberikan pada waktu ibu memeriksakan kandungan atau pada waktu kegiatan posyandu. Namun hal ini masih banyak menyimpan kelemahan."
BACA JUGA:Kasus Vina Cirebon Makin Terang, Dedi Mulyadi: Hukum Itu Fakta-Data, Bukan Halusinasi dan Cocoklogi
BACA JUGA:Periksa Enam Saksi, Polisi Dalami Kasus Dugaan Pencabulan Santri di Ponpes Karawang
dr Eneng menjelaskan, kelemahan konsultasi perorangan diantaranya, pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang dialami saat konsultasi. Kelemahan lainnya, penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas saja
"Kemudian tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan atau pembinaan secara lintas sektor dan lintas program," kata dr. Eneng.