S unat , atau yang juga dikenal sebagai sirkumsisi, adalah prosedur medis yang melibatkan pengangkatan kulit yang menutupi kepala penis (kulup). Prosedur ini umumnya dilakukan pada anak laki-laki, tetapi juga dapat dilakukan pada pria dewasa.
Sunat dilakukan untuk kesehatan dan kebersihan lho. Di Indonesia sunat biasa dilakukan ketika anak laki-laki berusia dari 6-10 tahun. Namun, tidak sedikit juga banyak orang tua yang melakukan sunat anaknya saat usia kecil.
Biasanya para orang tua akan merasa khawatir ketika anaknya akan melakukan khitan. Kecemasan yang ada di pikiran orang tua akan melarang anaknya untuk melakukan beberapa aktivitas.
Lantas, apa sih yang sebenarnya tidak boleh dilakukan anak sebelum dan setelah dikhitan? Apakah benar anak-anak tidak boleh bersepeda saat mendekti khitan? Apakah benar anak tidak boleh makan ikan setelah dikhitan? Yuk temukan jawabannya di bawah ini.
Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Anak Sebelum dan Setelah Disunat
Sebelum dan setelah anak disunat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses dan pemulihan berjalan dengan baik.
Sebelum Disunat
1. Makan dan Minum Terlalu Dekat dengan Waktu Prosedur: Anak sebaiknya tidak makan atau minum dalam waktu dekat sebelum prosedur sunat, terutama jika menggunakan anestesi. Ini untuk menghindari risiko mual atau muntah selama atau setelah prosedur.
2. Mengabaikan Kesehatan Anak: Pastikan anak dalam kondisi sehat. Jika anak mengalami demam atau sakit, sebaiknya tunda prosedur hingga anak benar-benar sehat .
3. Tidak Menyiapkan Mental Anak: Penting untuk menjelaskan kepada anak tentang apa yang akan terjadi agar mereka tidak merasa takut atau cemas. Kesiapan mental anak sangat berpengaruh pada pengalaman mereka selama dan setelah sunat.
BACA JUGA:RSUD Karawang Akan Mengadakan Khitanan Masal, Perhatikan Hal Ini Sebelum Anak Disunat
Setelah Disunat
1. Mengabaikan Kebersihan: Setelah sunat, penting untuk menjaga kebersihan area yang disunat. Anak tidak boleh mengabaikan kebersihan tangan dan area genital untuk mencegah infeksi .