Perayaan HUT 78 SPS-UU Pers ke-25: Diharapkan Mampu Mengurai Tantangan yang Dihadapi Pers Indonesia

Kamis 19-09-2024,11:37 WIB
Editor : Ilham Prayogi

Di awal abad ke-20, Bandung menjadi saksi kelahiran surat kabar pertama yang dimiliki oleh pribumi, Medan Prijaji, yang didirikan oleh Tirto Adhi Soerjo pada tahun 1907.

Beberapa tahun kemudian, Soekarno, proklamator kemerdekaan Indonesia, juga aktif dalam dunia pers dengan mendirikan surat kabar Soeloeh Indonesia pada 1927 dan Persatoean Indonesia pada tahun berikutnya.

Peran pers di Bandung tidak berhenti di situ. Pada 1 Juli 1932, terbit majalah Fikiran Ra’jat yang menjadi corong ideologi Marhaenisme, sebuah gagasan yang dipelopori oleh Soekarno.

Surat kabar-surat kabar ini menjadi alat perjuangan melawan kolonialisme dan imperialisme, serta menjadi bagian dari sejarah panjang pergerakan nasional.

BACA JUGA:Pasar Tambun Alami Kebakaran, Dugaan Api Berasal dari Ruko Lantai Dua

Tak hanya dalam perjuangan kemerdekaan, Bandung juga menjadi saksi penting dalam sejarah internasional, melalui Konferensi Asia Afrika yang digelar pada tahun 1955.

Rundown Kegiatan

Kegiatan HUT SPS ke-78 akan dimulai pada 19 September 2024 dengan Dialog Media yang membahas refleksi 25 tahun perjalanan UU Pers dan prospek masa depan industri pers pasca terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Publisher Rights.

Sesi ini akan dibuka dengan keynote speech, dilanjutkan dengan diskusi panjang yang melibatkan berbagai tokoh penting di dunia pers.

Pada hari kedua, 20 September 2024, akan diadakan Anugerah 78 Tahun SPS yang diisi dengan serangkaian penghargaan.

Penghargaan Media Brand Awards dan Media Relations Awards 2024 akan diberikan kepada berbagai media, korporasi, dan institusi yang telah menunjukkan performa luar biasa di bidang komunikasi dan hubungan media.

Penghargaan Lontar dan Lestari Awards juga akan diberikan kepada pemerintah daerah yang berperan penting dalam pelestarian budaya dan pengembangan dunia pers.

BACA JUGA:11 Rekomendasi Film Horor Terbaru 2024, Kamu Berani Nonton?

Acara ini diharapkan tidak hanya menjadi refleksi sejarah, tetapi juga menjadi momentum untuk membangun masa depan pers yang lebih sehat, independen, dan berkualitas.

Terlebih lagi, dengan tantangan digitalisasi yang semakin pesat, peran UU Pers dan kesadaran akan pentingnya kebebasan pers menjadi lebih relevan dari sebelumnya.

Kategori :