KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Oknum guru ngaji di Pondok Pesantren, Al-Qona'ah, disinyalir melakukan pelecehan seksual selama berkali-kali kepada anak muridnya yang berlangsung di Kp Jarakosta Asem RT 02 RW 02 Desa Karangmukti, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi.
Hal tersebut terungkap oleh korban yang tiba-tiba mengadukan kepada sang ibu untuk berhenti melakukan kegiatan mengaji usai disinyalir telah mendapatkan tindakan asususila berkali-kali yang kerap dilakukan oleh sang guru.
"Kalau pengakuan anak saya dia bilang mamah, nyai mah pengen berhenti ngaji, emang kenapa nyi? Embung katanya gitu, lah masa guru gak pantes atuh malam-malam masuk ke kamar langsung naek ke badan nyai langsung nindihin nyai, dibelai di cium gitu," kata TM (34) Orang tua dari korban ketika di wawancarai Cikarang Ekspress Kamis (26/09).
Merasa kecewa atas tindakan yang kerap dilakukan oleh sang guru kepada anaknya, TM menyebut tidak terima sehingga ia memutuskan kepada sang anak untuk berhenti mengaji di Pondok Pesantren, Al-Qonaah.
BACA JUGA:Waspada Akun Medsos Palsu Catut Nama Calon Bupati Bekasi Nomor Urut Satu
BACA JUGA:Masyarakat Diimbau Terapkan PHBS Cegah Penyebaran Monkeypox
"Saya gak terima itu kan guru ngaji, nah denger gitu saya bilang udah mulai sekarang nyai jangan ngaji hari ini juga berhenti," ucap dia.
Dari pengakuan anak nya, kata TM, oknum guru ngaji tersebut melakukan pelecehan seksual empat sampai lima kali. Kendati kejadian itu berlangsung di kamar.
"Kalau untuk pengakuan adalah empat sampai lima kali, ya kalau pengakuan anak saya ya sebatas itu aja. Modusnya itu masuk ke kamar begitu aja," kata dia.
"Awalnya sebenarnya sih pengajian, pengajian terus kan anak saya ngaji disitu tiba-tiba diadakan udah tidurnya disini aja, jadi awalnya ngaji dulu," sambungnya.
BACA JUGA:Survei Sebut Elektabilitas KDM Unggul di Basis Merah-Hijau Jabar
BACA JUGA:Dinkes Jabar Tinjau Kesehatan di Cikarang Selatan
Menurutnya, sejumlah korban lainnya pun kerap menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum guru tersebut. Sebab, kata TM, dari pengakuan anak-anak ada lima korban lainnya. Bahkan ada yang sudah hamil pula tetapi janin nya digugurkan.
"Kalau cerita anak-anak ada 5 orang. Kalau pengakuan anak-anak semua ya ada, bahkan ada teman curhatnya anak saya itu hamil gitu, yang pertama cerita temennya digugurin. Pengakuan anak sih sejak kelas 1 SMP sekarang sudah kelas 1 SMA," ungkap dia.