Gumpalan Kapas yang Melayang di Langit, Bagaimana Proses Terbentuknya Awan?

Sabtu 30-11-2024,05:54 WIB
Reporter : Rizsa
Editor : Rizsa

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID- Saat duduk di bangku sekolah dasar, mungkin kamu akan belajar apa saja bentuk bentuk awan di langit. Apakah amu masih mengingatnya? Berapa jenis awan tersebut

Meski punya bentuk yang mirip, kamu perlu tahu jika awan itu punya beragam jenis bentuk dan ukuran yang berbeda. Dari jenis yang berbeda-beda tersebut, awan mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda-beda.

BACA JUGA:Ini Dia Formula Baru Tangkal Masuk Angin yang Tidak Angin-anginan

Ada awan yang menandakan akan turun hujan, awan yang muncul saat cuaca cerah sampai awan yang berarti terjadinya badai. Banyak orang hanya mengenali awan yang ada di langit tanpa mengetahui variasi yang ada.

Awan adalah salah satu lukisan langit yang terbentuk dari tetesan udara yang mengkristal di atmosfer bumi. Proses ini terjadi karena pengembunan dan pemadatan uap udara di udara setelah mencapai titik jenuhnya.

Jika dilihat secara langsung, awal bebentuk layaknya kapas putih yang menggumpal di atas langit, terbang dan melayang meletakkan. Saat kecil mungkin kamu akan berpikir untuk mengambil lebih banyak lagi kebangkitan karena bentuknya yang mirip gulali kapas.

BACA JUGA:Gaji Guru Bakal Naik Tahun 2025, Ini Janji Prabowo Menjamin Kesejahteraan Guru Indonesia

Lalu mengapa awan terlihat seperti gumpalan kapas dari bawah? Dan mengapa awan berwarna putih?

Bagaimana Proses Terbentuknya Awan?

Dari mana sebenarnya awan berasal? Bagaimana proses terbentuknya awan? Mari kita lihat penjelasan berikut!

Banyak orang beranggapan bahwa awan itu sama dengan uap air, tetapi itu tidak benar! Meskipun di sekitar kita terdapat banyak uap air, tergantung pada kelembaban udara, uap air itu sendiri sulit untuk terlihat.

Secara sederhana, awan terbentuk dari kumpulan uap udara yang dipanaskan oleh sinar matahari. Uap tersebut kemudian naik ke atmosfer.

BACA JUGA:Jenis Awan yang Bergerak Secara Vertikal Keatas, Ada Cumulus Samapai Cumulonimbus

Saat kita naik ke tempat yang lebih tinggi, seperti gunung, kita akan merasakan udara yang semakin dingin. Hal yang sama juga terjadi pada uap air.

Suhu yang lebih rendah tidak dapat menampung uap air dalam jumlah banyak, sehingga uap tersebut mulai mengembun menjadi tetesan kecil atau kristal es. Kumpulan kristal es inilah yang akhirnya membentuk awan.

Proses Terbentuknya Awan

Air yang bantuan ada di seluruh permukaan bumi menguap dengan sinar matahari. Udara yang panas membuat udara lebih mudah naik ke atas. Uap udara tersebut kemudian mencapai lapisan atmosfer yang memiliki suhu lebih rendah. Dalam kondisi ini, uap air mulai mengembun. Bukan hanya satu tetes udara, namun banyak tetesan udara yang berkumpul menjadi satu. Setelah awan terbentuk, tetesan air lainnya juga ikut bergabung, sehingga awan menjadi semakin berat. Karena jaraknya masih dekat dengan permukaan bumi, gaya gravitasi terus menarik awan ke bawah. Ketika tekanan semakin rendah, tingkat kejenuhan uap air meningkat, yang menyebabkan terjadinya hujan dari gumpalan awan tersebut. Saat gumpalan awan melewati udara panas, tetesan air tersebut bisa menguap kembali, terbang, dan menghilang.

Awan di langit yang memberikan keindahan dapat menjadi empat kategori besar berdasarkan jenisnya.

BACA JUGA:Jenis Jenis Awan Berdasarkan Tipe Terbang Sedang Ada Altocumulus dan Alto Stratus

Penelitian tentang hal ini telah dilakukan sejak tahun 1802 oleh Komisi Cuaca Internasional yang diadakan di Munich dan Uppsala (Swedia) pada tahun 1894.

 

Kategori :