“Kami bekerja sama dengan Himpunan Artis Penyanyi dan Musisi Indonesia (HAPMI) untuk mengisi panggung hiburan akustik. Hal ini diharapkan dapat menciptakan suasana yang nyaman dan menarik bagi pengunjung,” ujar Diantika.
Meski memiliki banyak rencana, paguyuban ini tidak lepas dari berbagai tantangan, seperti perizinan usaha, persaingan yang ketat, dan pemasaran digital. Namun, Leoni optimistis paguyuban ini dapat mengatasi kendala tersebut.
“Kami akan membantu para anggota memahami proses perizinan dan mendorong inovasi produk untuk menghadapi persaingan. Selain itu, kami juga mengupayakan agar anggota dapat mengikuti program pelatihan bisnis dari kabupaten maupun provinsi,” tuturnya.
Dengan terbentuknya paguyuban ini, diharapkan kawasan kuliner malam Karawang dapat menjadi destinasi wisata kuliner tingkat nasional.
“Kami mengajak masyarakat untuk mendukung keberlangsungan usaha ini dengan cara datang langsung ke lokasi, menikmati hidangan, dan berbagi informasi. Dukungan masyarakat sangat berarti untuk pengembangan UMKM dan ekonomi lokal,” tutup Diantika.
BACA JUGA:Pagar Laut Misterius di Tarumajaya, Nelayan Mengeluh Dampak Pembangunan Pesisir
BACA JUGA:Tingkatkan Pemahaman Publik, Waket DPRD Jabar Acep Jamaludin Gelar Sosperda No 5 Tahun 2023
Paguyuban Karawang Kuliner Malam tidak hanya menjadi simbol kebersamaan, tetapi juga langkah strategis untuk meningkatkan daya saing UMKM di Karawang. Dengan sinergi berbagai pihak, kawasan ini diharapkan menjadi ikon baru wisata kuliner di Jawa Barat.(aufa zahra)