JAKARTA - Konflik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina berdampak pada meroketnya harga minyak dunia. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) dan Brent melambung lebih dari 7 persen di awal perdagangan Asia. Saat ini, harga minyak WTI patokan Amerika Serikat, melonjak 6,03 persen atau USD5,52 menjadi USD97,11 per barel. Sementara minyak mentah berjangka Brent patokan internasional, melesat USD5,31 atau 5,42 persen menjadi USD103,24 per barel. Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan, menyikapi harga minyak yang melambung, harga BBM di Indonesia diyakini juga akan berubah menyesuaikan dengan harga minyak di pasar global. "Kenaikan BBM Umum sepertinya akan terjadi, apalagi untuk BBM yang dijual oleh SPBU Swasta. Hal ini memang sesuai dengan Perpres 69/2021 bahwa harga BBM Umum ditentukan oleh badan usaha," ujar Mamit. Sementara untuk BBM produk Pertamina, menurut Mamit, seharusnya juga disesuaikan. Setidaknya produk Pertadex, Dexlite dan Pertamax Turbo yang merupakan BBM non subsidi seharusnya disesuaikan juga. Begitu juga produk Pertamax dan juga Pertalite, seharusnya disesuaikan karena harga jual saat ini dibawah harga keekonomian dan merugikan Pertamina. "Pertamax yang seharusnya bbm umum bisa dinaikan, tetapi pemerintah belum memberikan izin. Untuk Pertalite seharusnya juga bisa dinaikan karena kompensasi yang diberikan juga belum jelas. Statusnya juga masih setengah-setengah antara bbm penugasan dan bbm umum," ucapnya. Mamit mengatakan, dampak dari kenaikan harga minyak dunia akibat krisis Rusia-Ukraina juga akan berpengaruh terhadap keuangan negara. Kaitannya kata Mamit, yaitu beban subsidi yang melonjak. Bahkan, tak hanya BBM saja yang naik, kenaikan harga minyak dunia juga berpotensi mendorong kenaikan harga LPG dan listrik. (bbs/kbe)
Minyak Brent Tembus USD110,01/Barel, Harga BBM Siap-Siap Naik
Kamis 03-03-2022,05:00 WIB
Editor : redaksimetro01
Kategori :