Jaring Tak Terlihat di Tengah Ombak: Nelayan, Laut, dan Rasa Aman

Jaring Tak Terlihat di Tengah Ombak: Nelayan, Laut, dan Rasa Aman

Jaring Tak Terlihat di Tengah Ombak: Nelayan, Laut, dan Rasa Aman.--karawangbekasi.disway.id

Di tengah denyut kehidupan para pekerja yang tak pernah benar-benar berhenti, BPJS Ketenagakerjaan berdiri sebagai tameng yang sigap melindungi—menjaga mereka yang bekerja di balik meja hingga mereka yang berkeringat di lapangan, dari risiko yang kerap datang tanpa aba-aba.

 

Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Karawang, Cep Nandi Yunandar, menegaskan bahwa risiko tak pernah memilih sasaran; baik pekerja formal maupun informal berada di bawah bayangannya. Karena itulah BPJS Ketenagakerjaan menawarkan perlindungan dasar melalui program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM)—sepasang payung yang menaungi para pencari nafkah dari kerasnya dunia kerja.

 

Dari langkah pertama meninggalkan rumah hingga kembali ke pelukan keluarga, program JKK memastikan setiap luka ditangani tanpa batas biaya—bahkan tenaga medis siap mengetuk pintu bila dibutuhkan. 

 

Namun jika takdir mengambil arah yang tak diinginkan, dan kecelakaan kerja merenggut nyawa sang pencari nafkah, keluarga peserta yang ditinggalkan tak dibiarkan berjalan dalam gelap. Mereka akan menerima santunan tunai hingga beasiswa untuk dua anak sampai perguruan tinggi, dengan total manfaat mencapai Rp174 juta—sebuah pegangan yang menjaga masa depan tetap tegak.

 

Sementara itu, jika kematian datang bukan karena kecelakaan kerja, program JKM hadir memberi sandaran berupa santunan tunai bagi ahli waris. 

 

Iuran program ini tergolong sangat terjangkau, hanya Rp16.800 per bulan, dan dengan menambah Rp20 ribu tiap bulan, peserta bisa ikut Jaminan Hari Tua (JHT)—sebuah tabungan kecil yang perlahan menumpuk, menjadi pegangan dan rasa aman di masa depan.

 

Bagi Admo, perlindungan ini bukan sekadar angka atau program. Ia bagai jaring tak terlihat yang menahan amukan ombak, menjaga langkahnya tetap tegak meski laut mengguncang.

 

Di tengah suara mesin perahu dan deru angin, ia kini membawa perasaan baru: tenang. Bahwa ketika laut menguji, ada tangan yang siap meredam gelombang.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: