Potret Jembatan-Jembatan di Karawang, di Kota Ambles, di Desa Ambruk

Potret Jembatan-Jembatan di Karawang, di Kota Ambles, di Desa Ambruk

KARAWANG - Belum usai pembicaraan amblesnya jembatan KW 6 yang lokasinya di dekat pusat pemerintahan, kejadian lebih parah terjadi di Batujaya. Jembatan yang selama ini menghubungkan dua kecamatan yakni Batujaya-Tirtajaya ambruk dan hingga saat ini belum dibenahi. Jembatan Penghubung Desa Karyabakti Kecamatan Batujaya dan Desa Medankarya Kecamatan Tirtajaya itu roboh diduga karena tak kuat menahan beban angkutan kendaraan yang melewat. Ketika jembatan ambruk, saat itu sedang dilintasi oleh truk bermuatan pasir. Jembatan ambruk itu sejauh ini belum tersentuh perbaikan. Padahal, ejmbatan yang menghubungkan dua kecamatan itu selama ini menjadi akses vital jalannya perekonomian warga. "Saya sudah sampaikan kepada Dinas PUPR. Semoga bisa segera ada tindak lanjut untuk melakukan perbaikan," kata Anggota DPRD Karawang daerah pemiliha setempat, Taman. Taman memaparkan, jembatan yang berada di Desa karyabakti Kecamatan Batujaya tersebut merupakan sarana ekonomi masyarakat, khususnya pertanian. Mengingat Kecamatan Batujaya dan Tirtajaya memang dua kecamatan yang masuk ke dalam zona hijau di Karawang. "Saya bisa saja memasukan pembangunan jembatan ini ke aspirasi saya (Anggota DPRD) pada Anggaran Perubahan nanti. Tapi kalau harus nunggu perubahan kan lama, sedangkan jembatan ini sangat dibutuhkan masyarakat dan harus segera diperbaiki," tandasnya. Sebelumnya, di lokasi terpisah beberapa hri yang lalu, belum genap satu bulan sejak diresmikan oleh Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana, jembatan megah KW6 yang telah menguras APBD Karawang hingga Rp 10 miliar kini kondisinya separo ambles. Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana beserta jajarannya, turun meninjau kondisi kerusakan Jembatan KW 6 di Kelurahan Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat, pada Senin, (17/1). Didampingi Kepala Dinas PUPR Karawang, Dedi Ahdiat dan pihak kontraktor, Cellica menyebut bahwa kerusakan yang timbul pasca peresmian jembatan tersebut, murni karena pengaruh curah hujan yang cukup tinggi dalam kurun waktu sepekan terakhir. Setelah meninjau kerusakan di jembatan yang menelan anggaran hingga Rp. 10 miliar itu, Cellica langsung 'menampar' pihak pemborong dan memintanya segera melakukan perbaikan sesuai yang diharapkan oleh masyarakat Kabupaten Karawang. "Tentunya kami bertanggungjawab ya atas peristiwa yang terjadi beberapa hari lalu, (hal ini terjadi) tentu saja karena faktor cuaca. Ini memang karena ada curah hujan yang cukup tinggi yang membuat TPT tergerus sehingga menjadi amblas," kata Cellica saat diwawancara KBE, kemarin (17/1). Setelah berdiskusi langsung dengan pelaksana pembangunan, Cellica menegaskan bahwa pihak pemborong akan bertanggungjawab penuh terhadap perbaikan amblasnya Jembatan KW 6. Cellica juga menegaskan, untuk proses perbaikan jembatan itu tidak akan menggunakan anggaran APBD lagi dari Pemkab Karawang. "Pihak ketiga akan bertanggungjawab penuh untuk memperbaiki semuanya sampai tuntas. Jadi saya pikir disini masih ada anggaran pemeliharaan, jadi biar pihak kontraktor yang akan menanggung semuanya," kata Cellica. "Dan saya pikir (untuk perbaikan ini) tidak ada lagi biaya APBD dari kami," tegasnya. Disinggung soal kualitas bangunan yang dipertanyakan masyarakat, Cellica berdalih dugaan sementara amblasnya bangunan pendukung Jembatan KW 6 itu karena turap penahan tanggul (TPT) yang kurang kokoh dan kontur tanah yang labil. "Secara teknis akan dijelaskan Pak Kadis (PUPR) saya tidak berani bicara apa pun terkait masalah itu (kualitas bangunan), yang pasti (dugaan sementara) karena TPT yang kurang kuat," katanya. Di sisi lain, Kepala Dinas PUPR Karawang, Dedi Ahdiat menjelaskan, secara teknis tidak ada kerugian materil yang dibebankan kepada Pemkab Karawang akibat dari kerusakan jembatan tersebut. Pasalnya, selama 6 bulan ke depan. Pihak ke tiga masih bertanggungjawab dalam proses pemeliharaan. Dihadapan wartawan, Dedi pun menyampaikan permohonan maafnya kepada masyarakat Karawang. Lantaran kerusakan jembatan tersebut yang telah membuat gaduh. "Pertama saya mohon maaf, kejadian ini tidak disengaja ya karena ini faktor alam," ujar Dedi. Dedi juga menjelaskan, bagian yang rusak dan amblas bukan bagian utama dari jembatan tersebut. Melainkan bangunan pendukung dari Jembatan KW 6 yang baru diresmikan 29 Desember 2021 tersebut. Kerusakan yang terjadi hanya sebuah retakan sepanjang 25 meter di pinggir bangunan sipon yang memang rawan longsor. Dia juga menjelaskan, penyebab amblasnya Jembatan KW 6 bukan karena faktor kualitas bangunan yang jelek. Akan tetapi karena ada faktor teknis yang mempengaruhi sehingga terjadi retakan tersebut. "Jadi di bawah bangunan ini ada TPT yang sudah lama (adanya bangunan jembatan ini) membuat bebannya bertambah. Sementara belum lama ini ada pengerukan disaluran pembuangan air yang membuat siponasi menjadi amblas," paparnya.  (bbs/mhs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: