Mengenal Rifai Si Dalang Cilik Berusia 10 Tahun dari Cilamaya , Punya Koleksi 250 Wayang Kulit dan 10 Wayang G

Mengenal Rifai Si Dalang Cilik Berusia 10 Tahun dari Cilamaya , Punya Koleksi 250 Wayang Kulit dan 10 Wayang G

INILAH Rifai Si dalang cilik berusia 10 tahun dari Cilamaya Karawang. Di tengah berkembangnya teknologi, membuat banyak anak sekolah dasar (SD) disibukan dengan dunia gadget dan bermain game. Tapi berbeda dengan Muhammad Rifai siswa kelas 4 SDN Sukamulya II yang justru menyibukan dirinya dengan menekuni budaya lokal sendiri, dan menjadi dalang cilik wayang kulit dan golek.   Rifai si dalang cilik berusia 10 tahun ini masih duduk di kelas 4 SD ini diketahui tinggal bersama kakek dan neneknya. Ibunya menjadi TKI di Singapura, dan bapaknya kerja di luar kota. Praktis, hanya nenek dan kakeknya yang setiap hari merawat Rifai. Di saat kawan sebayanya menggunakan ponsel untuk bermain game Rifai si dalang cilik berusia 10 tahun justru memanfaatkannya untuk menekuni bidang yang ia sukai yakni wayang dan golek. Rifai kepada KBE sambil malu-malu bercerita, bahwa keahlian menjadi dalang, ia dapatkan melalui pembelajaran secara otodidak menggunakan media sosial YouTube dengan menghabiskan waktu berjam-jam. Baca Juga: Fakta Dalangnya Pedas Proses otodidak menonton dan belajar menjadi dalang sudah ia mulai sejak usia 5 tahun  atau ketika dirinya masih TK. Rifai mengaku sangat menyukai dan sangat menidolakan dalang Ki Anom Rusdi dari Cirebon bahkan kalau ada dalang tampil di Cilamaya, Rifai tidak pernah melewatkan kesempatan itu pasti ikut nonton. "Belajar sendiri dari lihat youtube sehari bisa empat kali. Pernah liat langsung juga. Dalang favorit aku Ki Anom Rusdi dari Cirebon" ujar Muhammad Rifai kepada KBE, Selasa (30/8) kemarin. Tak hanya itu saja keseriusan dirinya menekuni dunia wayang sampai memiliki 250 wayang kulit yang terdiri asli dan kecil dan 10 Wayang Golek. Kisaran harga sendiri untuk yang asli bisa didapatkan dengan merogoh kocek mencapai Rp. 500 ribu rupiah sedangkan yang kecil Rp. 2.500.  "Uangnya dari kiriman orang tua," katanya. Sementara itu Guru Sekolah Rifai, H Tasma menuturkan, ia sendiri melihat bahwa Rifai sudah bisa mengeksplor dengan baik dunia perwayangan. Bahkan dari suara, tokoh, dan lakon ceria dia sudah sangat bagus, ha ini menjadi bukti kuat dia sangat serius. Mana ada anak kecil sampai habis Rp 500 ribu untuk beli wayang. "Rifai pengen jadi dalang dan belajar langsung dari ahlinya dia kelihatan sangat pengen eksplore. Suara udah bagus tinggal di poles," kata H Tasma. "Mana ada anak habisin uang 500 buat wayang. Ini ciri anak serius," lanjutnya. Diakui Tasma, dirinya menemukan bakat Rifai ketika pada tanggal 17 Agustus 2022 kemarin ketika ada acara sekolah, kemudian pihak sekolah meminta Rifai tampil di hadapat teman-teman sebayanya. "Kebetulan 17 Agustus tampil kemudian di tampilkan di acara sekolah. Kebetulan saya tau secara dasar,"tukasnya. Di sisi lain, Koorwicamdik Cilamaya Kulon Popon Epon berharap Rifai bisa berkembang dan menjadi dalang yang profesional, menurutnya Rifai adalah potret langka anak pada usianya yang bisa berbeda dengan yang lain dengan mencintai budaya bangsa. Dirinya akan ikut mendorong agar Rifai bisa belajar dalang secara profesional dan bakatnya bisa berkembang ke dinas terkait. "Harapan saya anak ini bisa maju dan berkembang dan dapat wadah yang tepat. Saya bantu dorong ke bidang kebudayaan akan bakatnya tersalurkan," harapnya.  (sahrul)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: