Siapkan Generasi Milenial Hadapi Era Globalisasi : Gina Swara Kenalkan Empat Pilar Kebangsaan

Siapkan Generasi Milenial Hadapi Era Globalisasi : Gina Swara Kenalkan Empat Pilar Kebangsaan

KARAWANG - Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Gina Fadlia Swara, mengajak generasi milenial di Kabupaten Karawang menjadi motor penggerak di era globalisasi. Pesatnya perkembangan budaya barat di lingkungan milenial, perlu diimbangi dengan penguatan wawasan kebangsaan. Untuk menyiapkan generasi milenial yang siap menghadapi era globalisasi. Gina Swara menggelar sosialisasikan empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Politisi Partai Gerindra ini menjelaskan, kegiatan sosialisasi empat pilar ini sebenarnya kegiatan rutin dari para anggota DPRD Jabar yang mengadopsi dari program MPR RI dengan judul dan jenis kegiatan serupa. Di agenda itu, mereka berkumpul dengan masyarakat, komunitas, dan berdiskusi terkait nilai-nilai berbangsa dan bernegara. "Anak-anak muda ini sebagai generasi masa depan yang itulah mengapa penting memberikan pemahaman terkait empat pilar kebangsaan kepada mereka mengingat saat ini bangsa Indonesia perlu satu nilai yang dapat mempersatukan semua serta mendorong untuk semakin maju, melalui pergaulan internasional, demokrasi, nilai keagamaan, dan keadilan sosial," kata Gina. Ia memandang generasi milenial perlu memahami empat pilar kebangsaan sebagai cara untuk mengenal bangsa dan negaranya dengan baik, sehingga kelak bisa turut membangun negara dengan keahlian masing-masing. Dengan begitu, generasi milenial yang saat ini hidup berdampingan dengan perkembangan teknologi, juga bisa hidup dengan jiwa patriot, nasionalisme, gotong royong dan tidak individualis sebagai gaya hidup masyarakat liberal. Pada level praktek, dia menilai anak muda Jabar sudah menjadikan empat pilar kebangsaan ini sebagai cara pandang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. "Bisa dilihat anak-anak muda di Jabar saat ini rukun tak ada perang antarwilayah, antarsuku, atau agama. Semua itu relatif aman dan tertib, walau ada beberapa percikkan tetapi tak sampai berbuntut panjang dan bisa segera terselesaikan. Itu kan berarti nilai Pancasila masih ada," ujarnya. Tak hanya itu, politisi cantik asal Cilamaya-Karawang ini juga menyebut, bahwa penerapan Pancasila mesti mengikuti perkembangan zaman. Tidak sekedar orangnya melainkan ideologinya saat mengimplementasikan menjadi batang tubuh UUD 1945 menjadi undang-undang atau peraturan pemerintah haruslah mengikuti perkembangan zaman. Ia menegaskan konteks Pancasila masih bisa fleksibel tak bertentangan zaman, keagamaan, kemanusiaan, nasionalisme, demokrasi, dan keadilan sosial. "Semoga anak-anak muda itu menjadi yang terdepan dalam sosialisasikan Pancasila dan mereka bisa menjadi contoh untuk lingkungannya, teman-temannya, hingga tempat pergaulannya, bahwa anak muda seharusnya justru yang paling depan kampanyekan Pancasila. Itulah modal mereka untuk maju," ujarnya. (wyd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: