Politik dan Olahraga, Belajar dari Piala Aam Amirah PWI Karawang

Politik dan Olahraga, Belajar dari Piala Aam Amirah PWI Karawang

Oleh: Dadan  Suhendarsyah (Praktisi Politik Karawang) MARI merefresh ingatan, betapa Amerika dan sekutunya leluasa menginvasi Irak, Libia, Afghanistan, serta invasi kepentingan yang "gagal" di Vietnam, Korut, dan lain-lain. Lalu keberhasilan AS & sekutu menancapkan kukunya, dibranding laksana Superhero bagi peradaban dunia. Selanjutnya mayoritas manusia bersimpati dan memberi dukungan bagi Palestina dan mengutuk gerakan Zionisme Israel. Beberapa tim dan bintang-bintang olahraga mengekspresikan rasa pedulinya terhadap nasib Palestina.. Barat melalui tangan--tangan induk olahraga bereaksi dengan memberi warning, bahkan hukuman. Terbitlah fatwa: Jangan menyeret olahraga dalam kepentingan politik. Terbaru, Rusia menginvasi salahsatu bekas negara bagiannya, Ukraina, dengan alasan peminpin negara Ukraina tak mampu menjaga persaudaraan bilateral, karena ditenggarai sebagian wilayah Ukraina sudah diplotting untuk menjadi pangkalan militer bagi NATO dan AS. Langkah berani Rusia tersebut direspon kemarahan Barat yang membabi buta. Seakan lupa dengan propagandanya sendiri. Atlet beserta Timnas Rusia dicoret dari beragam even. Dilarang bertanding. Bahkan asset-aset  para pengusaha Rusia yang berkiprah cukup lama dalam bisnis olahraga pun tak lepas dari rekayasa Barat. Dibekukan.. Sepertinya AS dan Barat harus belajar dari PWI Karawang.. Kumpulan para insan media lokal tersebut sedang memberi pesan bahwa Olah Issue  dan Olah Berita  boleh berbeda, tapi olahraga tetap mempersatukan. Berada di garis idealismenya masing-masing. Silakan buka dokumen para jurnalis dari berbagai induk organ kewartawanan ini diduga tersekat pada polarisasi penjaga/ pembela VS penyerang (kontra) rezim Cellica-Aep. Memang kejauhan membandingkan Langkah sesat Barat dengan giat lokal olahraga PWI Karawang.. Baiklah; sebenarnya saya hanya mau bilang : Niatkan saja untuk bersilaturrahim dan menyalurkan hobby. Jikapun nanti bisa mendapatlkan tropy dan hadiah, anggap saja sebagai bonus dari olah rasa pertemuan (silaturrahim) tersebut. Seterusnya bonus 1,5 M ini akan saya #saving untuk diguyurkan malam H di perhelatan politik 2024. he he... Fix ya.. Olahraga dan sisi2 kehidupan manusia lainnya tidak bisa lepas dari politik (siyasah). Bedanya, sepertiga bagian terang-terangan mengakui sebagai pelaku politik praktis.. Sepertiga lagi memposisikan diri sebagai politisi laten. Dan sisa sepertiganya membenci (buta) politik, tidak menyadari bahwa omongan dan langkahnya sedan menyiasati untuk menang ataupun sekadar bertahan hidup.. ðŸ™***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: