Karawang Lima Besar Kota Tujuan Investasi Se-Indonesia
KARAWANG- Investasi di Karawang, berada di posisi kelima se-Indonesia dan diprediksi terus tumbuh. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Karawang Eka Sanatha mengatakan, target investasi di Karawang pada 2022 hampir Rp 30 triliun. Jumlah ini naik dari target tahun sebelumnya Rp 26,63 triliun. "Tahun kemarin kita (Karawang) tercapai target 111,16 persen. Jadi kita peringkat kelima investasi terbesar se-Indonesia," kata Eka. Eka optimistis, target investasi sebesar Rp 30 triliun bakal tercapai. Sebab, pada triwulan pertama, realisasi investasi di Karawang sebanyak 25 persen. Ia juga yakin realisasi bulan berikutnya bakal lebih besar. "Memang investasi di kita yang selama ini terjadi (masuk) kebanyakan pada teknologi atau padat modal. Modalnya banyak, tapi serapan tenaga kerjanya tidak begitu besar," ucap dia. Meski begitu, Eka berharap besarnya investasi yang masuk akan menimbulkan multiplier effect. Salah satunya pada serapan tenaga kerja. Pada 2021, Eka menyebutkan, ada 10.000-11.000 tenaga kerja yang terserap. "Saya kira ini luar biasa, kalau dulu hampir menyerap 73 persen lulusan SLTA kita. Kalau dulu lulusan SLTA cuma sebanyak 14.000. Enggak tahu kalau sekarang," kata dia. Eka pun yakin Karawang masih menjadi primadona tujuan investasi. Pasalnya, Karawang dinilai mempunyai daya dukung industri. Letak Karawang dinilai strategis lantaran berada di antara tiga daerah metropolitan, yakni Jabodetabek, Bandung Raya, dan Cirebon Raya. Adapun jarak Karawang-Bandung 80 kilometer, Karawang-Jakarta 60 kilometer, dan Karawang-Cirebon 110 kilometer. Selain itu, dari segi infrastruktur, Karawang mempunyai akses tol yang memadai. Di antaranya Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jakarta-Cikampek-Elevated, Jalan Tol Jakarta-Cikampek II, dan Jalan Tol Lingkar Luar II Sentul-Karawang Barat yang saat ini tengah lelang konsesi. Kemudian, dekat dengan Pelabuhan Tanjung Priuk dan Pelabuhan Patimban dengan jarak masing-masing 70 kilometer. Lalu, akses Bandara Soekarno-Hatta dengan jarak 90 kilometer dan Bandara Kertajati 122 kilometer. Selain itu, berdasarkan PP 13 Tahun 2017 dan Permenhub 69 Tahun 2013, rencananya, akan dibangun Bandara Soekarno-Hatta II di Karawang. "Kita juga punya akses transportasi rel kereta, yakni Stasiun Karawang, Stasiun Cikampek, dan Transit Oriented Development (TOD) Kereta Cepat Jakarta-Bandung," kata dia. Sedangkan daya dukung sumber daya listrik yang dimiliki Karawang yakni PLTA Juanda Jatiluhur dan PLTGU Cilamaya, serta untuk sumber daya air ada Waduk Juanda Jatiluhur. Adapun lokasi kawasan industri masih tersedia cukup banyak, di antaranya Kawasan Artha Graha Hills, dan Pertiwi Lestari, Karawang New Industri City (KNIC). Seperti diketahui, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri, peruntukan industri di Karawang seluas 13.718,1 hektar dengan kontribusi produk domestik regional bruto (PDRB) sebesar 70,71 persen. Teranyar, masuk pabrik baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) pertama di Asia Tenggara yang dibangun di Karawang New Industry City (KNIC). Pabrik baterai ini dibangun oleh PT HKML Battery Indonesia yang merupakan perusahaan konsorsium LG Energy Solution, Hyundai Mobis, Hyundai Motor Company, dan KIA Corporation. Menempati area seluas 319.000 meter persegi, pabrik ini ditargetkan menghasilkan kapasitas produksi hingga 10 Giga Watt per hour (GWh) baterai pada tahap pertama. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat peresmian pabrik menyebut total nilai investasi LG Energy Solution untuk industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi mencapai 9,8 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 142 triliun. Dari total investasi tersebut, 1,1 miliar dolar AS atau sebesar Rp 15,6 triliun di antaranya akan digunakan untuk pengembangan pabrik baterai EV di KNIC. (bbs/mhs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: