Azizah Zahratussyif Jagoan Taekwondo SDIT Al-Jannah Juarai Piala Menpora RI, Azizah Akui Dirinya Tidak Menyang

Azizah Zahratussyif Jagoan Taekwondo SDIT Al-Jannah Juarai Piala Menpora RI, Azizah Akui Dirinya Tidak Menyang

KARAWANG - Meski pun masih duduk di bangku kelas 5 SD, kemampuan  Azizah Zahratussyifa Ismail di bidang olahraga taekwondo tak bisa diragukan lagi. Dara cantik asal SDIT Al-Jannah ini, baru saja meraih Juara Piala Menpora RI 2022 dalam perlombaan Taekwondo Bharaduta Championship 3 di Jakarta pada 9-11 September lalu. Azizah meraih posisi juara pertama di kelas Kyorugi Pra-Cadet Putri U42 mengalahkan puluhan peserta lain se-Indonesia . Susmiarti, Kepala SDIT Al-Jannah menerangkan walaupun landasan sekolah yang ia bina ialah melahirkan seorang anak tahfidz al-quran, sekolah turut mengarahkan dan mendukung minat bakat para siswa. Azizah, diterangkan Susmiarti memang berprestasi di bidang taekwondo, sebelum meraih piala Menpora RI 2022, Azizah meraih prestasi serupa di tingkat kabupaten. "Sebelum di tingkat nasional itu, Azizah pernah meraih prestasi juga di tingkat kabupaten. Kemudian saya, beserta jajaran di Yayasan Pesantren Al-Jannah Karawang, selalu mendukung dan memposisikan diri untuk berkontribusi kepada Azizah, serta siswa lain yang berprestasi," terang Susmiarti, Kamis (22/9) kemarin. Andi S. Zakiyah, pengajar di SDIT Al-Jannah sekaligus orang tua Azizah mengatakan tak ada perlakuan dan tindakan khusus kepada sang anak hingga meraih prestasi di tingkat nasional. "Treatment khusus sih tidak ada, yang ada hanya rutin menyiapkan fisik dengan latihan lain seperti lari pagi, serta disiplin latihan wajib tiga kali dalam seminggu. Tapi, memang kalau menjelang perlombaan, porsi latihan ditingkatkan, dan orang tua harus mendukung," terang Andi. Zakiyah bercerita, Azizah memang terlihat memliki potensi sejak awal pelatihan taekwondo. Sebagai orang tua, Zakiyah mengakui ia kurang tahu banyak soal bakat dan progres pelatihan. Tapi perkembangan serta pengarahan Azizah dibantu oleh pelatih yang berpengalaman. "Sebetulnya, kalau di lapangan saya tidak tahu banyak tentang progres dan potensi Azizah. Tapi pelatihnya, Bu Sabem Siti sering komunikasi tentang perkembangan Azizah. Alhamdulillah, selama latihan di klub Citra Jaya Mantika (CJM) ini Azizah selalu mendapatkan pengarahan bakat dan potensi," terang Zakiyah. Pengarahan tersebut, diceritakan Zakiyah, termasuk saat menjelang pelaksanaan Taekwondo Bharaduta Championship 3. Sabem Siti mengarahkan Azizah untuk masuk dalam kelas Kyorugi alias pertarungan.  "Pelatihnya memang sudah punya pengalaman, dan rutin mengarahkan anak-anak juga. Terus katanya Azizah lebih bagus untuk kategori tarung," terang Zakiyah. Azizah Zahratussyifa Ismail masih terkejut dan belum percaya bisa meraih capaian prestasi tersebut. Azizah senang bisa membawa nama baik klub, SDIT Al-Jannah, serta mengharumkan nama daerah. "Rasanya seneng banget dan kaget. Enggak nyangka juga bisa seperti itu. Alhamdulillah bisa membanggakan orang tua juga," kata Azizah. Azizah mengatakan setiap atlit, baik taekwondo maupun cabang olah raga lainnya harus rutin menjaga pola makan, serta disiplin dalam berlatih. Hal tersebut merupakan kunci untuk mempersiapkan diri dalam perlombaan. "Persiapan khususnya itu percaya diri, terus menjaga pola makan, terus latihan juga lumayan sering. Terus akhirnya taekwondo jadi hobi, latihan pun juga begitu, jadi seru dan tidak ada beban," terang Azizah. Susmiarti menerangkan sebagai sekolah dengan dasar landasan pendidikan dan pembelajaran tahfidz al-quran, setiap anak dari kelas 1 sampai kelas 6 rata-rata berhasil menghafalkan 3 juz dengan lancar. Kepala SDIT Al-Jannah merasa berlatih fokus dan menghapal tersebut turut membantu perkembangan siswa pada aspek lain, termasuk pada Azizah. "Pembelajaran tahfiz dari kelas 1 sampai kelas 6, rata-rata minimal anak 3 juz sudah lancar. Walaupun banyaknya pendapatan hafalan macam-macam, banyaknya sih rata-rata 5 juz, tapi kita buktikan 3 juz saja. Duduk dan langsung setoran 3 juz tanpa salah. Karena hal tersebut, anak jadi dapat belajar sesuatu dengan lebih mudah, karena terbiasa fokus dan mengingat pembelajaran," terang Susmiarti. SDIT Al-Jannah berdiri sejak tahun 2016 dan bernaung di bawah Yayasan Pesantren Al-Jannah Karawang. Sekolah tersebut memiliki fokus dan misi melahirkan para siswa tahfidz al-quran dengan mempraktikkan amalan dalam al-quran. Selain jenjang SD, yayasan tersebut juga membawahi jenjang SMP dengan dasar pendidikan yang serupa yaitu tahfidz al-quran. Susmiarti mengatakan rata-rata siswa SMP sudah menghafal al-quran sebanyak 17 juz. Walaupun tak sedikit siswa yang memiliki jumlah hafalan lebih dari itu. "Untuk pembelajaran di tingkat SMP, satu kali duduk bisa selesai 30 juz, itu dia belajar dua tahun empat bulan atau berapa gitu, hafal 30 juz. Terus kami sebagai penguji ikut duduk mendampingi dari subuh sampai jam 9 malam. Kalau siswa yang tinggal di asrama, rata-rata hafalannya sudah bagus. secara umum anak menghafal 17 juz," terang Susmiarti.Diceritakan Susmiarti setiap anak rata-rata butuh 4 tahun untuk pembelajaran tahfidz al-quran. Untuk itu jumlah siswa di SDIT Al-Jannah terbilang terbatas karena SDM di sekolah tersebut fokus membina dan mengarahkan tiap siswa dengan penuh perhatian. "Rata-rata butuh empat tahun, mangkanya kelas 1 kami fokuskan belajar iqro, kelas 2 belajar menghafal, kelas 3 memperbaiki hafalan, kelas 5 sudah hafal. Setahun pun jumlah siswa kurang dari 60, karena kami fokus untuk mengarahkan tiap siswa. Satu guru tahfidz mengarahkan 10 siswa," tutup Susmiarti. (cr1/wyd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: