Masyarakat Keluhkan Pelayanan PTSL BPN Purwakarta

Masyarakat Keluhkan Pelayanan PTSL BPN Purwakarta

PURWAKARTA - Pelayanan pembuatan sertifikat tanah di Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Purwakarta, dikeluhkan sejumlah masyarakat. Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di BPN Purwakarta sejak 2018 belum selesai hingga kini. Padahal, sertifikasi tanah melalui PTSL, sebelumnya disebut prona termasuk salah satu program yang diunggulkan Presiden Indonesia, Jokowi, bagi rakyat. Namun realisasinya, di Purwakarta hal ini tidak sesuai harapan. Seperti di Desa Cibogogirang, Kecamatan Plered, Purwakarta data terupdate menunjukan dokumen sertifikat yang belum selesai sejak tahun 2018 masih menyisakan sekitar 300 bidang. Belum ditambah, tahun-tahun berikutnya. "Sekitar 300an belum selesai," ujar Sekretaris Desa Cibogogirang, Ujang Pendi, Senin (7/2/2022). Ujang mengatakan, setahun lalu, persisnya Januari 2021 pihak BPN Purwakarta berdalih lambatnya penyelesaian ratusan sertifikat tersebut lantaran petugas yang mengurusi dokumen tersebut pindah tugas ke luar Jawa. Selama musim pandemi Covid-19 yang bersangkutan juga sakit. Dan dijanjikan seminggu ke depan segera diselesaikan. "Insya Allah, minggu ini on progres," kata Ketua Tim Ajudikasi Wilayah 4 BPN Purwakarta, Roni Tedjalesma saat itu. Ternyata keluhan tersebut juga dikeluhkan oleh para netizen. Hal ini diketahui dari sejumlah komentar yang dituliskan mereka dalam dinding laman google kantor ATR/BPN Purwakarta. Bahkan rata-rata mereka hanya memberikan 1 bintang kualitas layanan dari 5 bintang yang tersedia. "pengurusan roya harus berkali-kali bolak-balik... padahal yg disiapkan sama, alesan karena banknya tp nggak dikomunikasikan apa aja yg dibutuhkan sampai beres. dateng dr bogor berkali2 hanya buat ngulang lagi prosesnya yg sama kayak sebelumnya...pelayanan sangat buruk, sudah 2022 msh ada pelayanan yang begini... jika tidak ada perubahan, nggak tau harus berkata apa lagi..." tulis akun Bapak Kala, tiga minggu lalu. Keluhan serupa disampaikan akun Zaki Wara. "Pelayanannya buruk, menunggu terlalu lama, banyak alasan gajelas, pegawai banyak yg keluyuran gajelas, banyak bertele-tele, jika mau cepet harus ada orang dalam," ucapnya. (bbs/rie)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: