Ramadan di Segi Tiga Mas Kampung Sawah, Saling Memberi Hadiah dan Makanan Sudah Jadi Tradisi
KOTA BEKASI - Terbiasa saling hormat menghormati antar umat beragama menjadi budaya tersendiri di kawasan yang dikenal dengan sebutan Segi Tiga Mas Kampung Sawah, Pondok Melati, Kota Bekasi. Saling memberi hadiah atau berbagi makanan soal biasa di saat bulan ramadan Dulu, banyak terjadi proses perkawinan lintas agama. Hal ini membuat masyarakat awal Kampung Sawah menjadi begitu biasa dengan perbedaan agama. Maka, banyak keluarga di Kampung Sawah yang anggotanya berbeda-beda agama. Memasuki bulan suci ramadhan seperti sekarang, praktik baik toleransi yang layak untuk dijadikan pelajaran bagi seluruh umat beragama. Wilayah segitiga emas, sebuah istilah untuk menyebut tiga tempat ibadah beda agama yang berdekatan dan berdampingan. Tiga tempat ibadah tersebut antara lain Masjid Agung Al-Jauhar Yasfi, Gereja Kristen Pasundan (GKP) Kampung Sawah, dan Gereja St. Servatius. Masjid mewakili agama Islam, GKP mewakili Kristen Protestan, dan Gereja St. Servatius mewakili Kristen Katholik. "Tidak ada yang istimewa dengan toleransi yang ada di Kampung Sawah ini sebenarnya. Saling menghormati antara sesama meski beda keyakinan jadi hal biasa yang terjadi turun temurun,"cerita K.H. Rahmaddin Afif, Pemilik Yayasan Pendidikan Fisabilillah (Yasfi), Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (6/3/2022). Diakuinya bahwa saling menghormati antar umat beragama contoh kecilnya seperti tanpa melihat ada yang merokok baik di lingkungan Kampung Sawah. Hal itu demi menghormati umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa. Bahkan jelasnya, tidak sedikit dari saudara kami yang beragama non Islam mengantar untuk buka bersama di Masjid Yasfi. Tapi biasanya sudah terjadwal sehingga bisa untuk berbuka di masjid. Kiyai Afif, menambahkan dalam menjaga lingkungan Masjid Yasfi, mengatur volume spekar masjid. Bahkan jelasnya, tadarus di malam hari tanpa menggunakan speaker masjid. Tadarus menggunakan speaker masjid digelar saat selesai shalat subuh. Gambaran kebhinekaan di Kampung Sawah telah terjalin secara turun temurun warisan leluhur dari generasi ke generasi yang masih terjaga. Saat ada kegiatan keagamaan bergantian saling menjaga dan membantu. Seperti saat Natal maka saudara muslim di lingkungan itu akan menjaga ketertiban jalan sampai ke keamanan parkiran kendaraan. Tapi ketika giat keagaan umat islam seperti salat idul fitri jaganya bersama. "Orang tua dulu nasehat nya, pasti menekan rasa persaudaraan antara sesama, kita - kita kudu akur, meski beda keyakinan, "ucap Kiayi Afif dalam logat Betawinya. Kebersamaan saling hormat menghormati di Kampung Sawah, Bekasi salah satu faktor pendukung lainnya mereka di pererat oleh ikatan tali persaudaraan. Di daerah ini, toleransi bukanlah sebuah konsep atau teori yang harus dipelajari di ruang kelas. Toleransi sudah menjadi denyut nadi warga Kampung Sawah. Ia menyatu bersama dengan aliran darah setiap warga. Bahkan, ada suami-istri yang beda agama, dan anak-anaknya pun juga memeluk agama yang berbeda. (amn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: