Allisa Wahid: Indonesia Darurat Logika Bener Nih...

Allisa Wahid: Indonesia Darurat Logika Bener Nih...

KARAWANG-  Polemik penggunaan pengeras suara di masjid dan musala yang diatur dalam Surat Edaran Menteri Agama Nomor 05 Tahun 2022 masih berlangsung. Banyak  masyarakat mengkritisi aturan baru yang dikeluarkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Sebaliknya banyak juga yang menerima. Tokoh  yang turut berkomentar adalah putri Almarhum Gus Dur, Alissa Wahid. Ia  menanggapi unggahan Kementerian Agama di Twitter soal aturan pengeras suara. "Mencermati ini: Adzan tidak dibatasi. Yang diatur adalah penggunaan Toa selain untuk adzan," cuit Alissa Wahid. "Lalu dinarasikan aturan Toa ini anti adzan? Indonesia darurat logika bener nih," sambungnya. Dalam cuitannya yang lain, Alissa Wahid menyebut tidak ada aturan azan dalam SE Menag tersebut, yang ada aturan selain azan. "Gus Menteri tidak menyebut adzan sama sekali dalam interview itu. Ya karena memang tidak diatur," katanya. Putri Sulung Gus Dur, Alissa Wahid. foto: Instagram @alissa_wahid Warganet lain bercerita dengan me-retweet cuitan Alissa Wahid. Warganet tersebut mengaku pernah protes ketika punya bayi. Ia kaget dengan pengeras suara di masjid sebelah rumahnya. "Pernah protes pas punya bayi, sering kaget oleh TOA masjid sebelah rumah. Alhamdulillah besoknya takmir langsung benerin volume TOA lebih kenceng dari sebelumnya," cerita warganet @iwakmangut. Tak tinggal diam, Alissa Wahid menanggapi curhatan warganet itu. Ia menyebut sudah lebih dari lima orang yang curhat hal sama. "Ini sudah saya denger dari 5 orang lebih. Protes pengeras suara masjid dengan hasil malah dikencengin. Teman saya protes karena orangtuanya lansia. Ujungnya sama juga seperti Njenengan," imbuh Alissa. Membaca kisah-kisah warganet yang membalas cuitan twitter-nya, putri sulung mendiang Gus Dur itu malah sedih. "Saya membaca kisah-kisah di reply ini kok jadi sedih. Ini jadi bukan hanya soal besar-kecilnya suara pengeras suara di masjid, tapi soal berlaku adil versus menang-menangan karena merasa berhak. Padahal misi Rasul adalah membawa keadilan sosial," tulis psikolog keluarga ini. (**)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: