Sejarah Qurban Dari para Nabi, serta Perintahnya

Sejarah Qurban Dari para Nabi, serta Perintahnya

Sejarah Qurban Dari para Nabi, serta Perintahnya --Sejarah Qurban Dari para Nabi, serta Perintahnya

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِين

 

Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.

Allah menunjukkan kuasanya di hadapan Nabi Ibrahim dengan menumpulkan parangnya yang sudah mendekati leher anaknya. Lalu, malaikat Jibril tahan tangan Nabi Ibrahim dan langsung digantikan dengan domba jantan. Menurut tafsir dari Ibnu Abbas bahwa hewan yang menggantikan Nabi Ismail sejenis Kibas atau kambing spesial yang berasal dari surga.

Ibnu Abbas mengatakan bahwa Kibas adalah hewan persembahan dari Habil saat ia berkompetisi dengan Qabil. Tujuannya yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah. Allah menerima kurbannya, lalu kambing tersebut dipelihara di surga untuk menebus Ismail.

Kurban pada Zaman Nabi Muhammad SAW

Syariat kurban berkembang hingga di zaman Nabi Muhammad. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Kautsar ayat 3:

Sebelum ada perintah untuk berkurban, para nabi dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah. Ditilik dari sejarah kurban, perintah untuk  melaksanakannya dimulai dari zaman Nabi Adam AS, lalu Nabi Ismail, hingga perkembangan implementasinya di era Nabi Muhammad SAW. Ada sejarah dan alasan melaksanakan kurban untuk umat Islam. 

BACA JUGA:Siap-siap Hari Raya Kurban! Cara Membuat Daging Empuk dengan Daun Pepaya

Perayaan kurban pada hari raya Idul Adha identik dengan ritual pemotongan hewan kurban. Melansir dari Dompet Dhuafa, qurban artinya dekat atau mendekatkan. Bahasa lainnya yaitu Udhiyyah atau Dhahiyyah yang secara harfiah artinya hewan sembelihan. Dilihat dari sejarah kurban, tradisi ini sudah ada sejak zaman nabi. Bagi umat Islam yang tidak melaksanakan haji, kurban diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah, bertepatan wukuf di Arafah. 

Sejarah Kurban pada Zaman Nabi Adam AS

Hal ini bermula saat adanya perselisihan antara anak-anak Nabi Adam AS dan Hawa, yaitu Habil dan Qabil. Qabil lahir kembar dengan Iqlima, lalu Habil lahir kembar dengan Iqlima. Allah memerintahkan Nabi Adam untuk menikahkan mereka dengan saudara yang bukan pasangan kembar, yaitu Qabil dengan Labuda dan Habil dengan Iqlima. Akan tetapi, Qabil tidak setuju karena Labuda tidak secantik Iqlima. 

Allah memerintahkan Qabil dan Habil untuk mempersembahkan kurban terbaik sebagai syarat menikah. Habil yang hidup sebagai pengembala mempersembahkan domba jantan terbaik untuk diserahkan ke hadapan Allah, sedangkan Qabil yang menggeluti bidang pertanian memberikan hasil tani yang buruk. Lalu, muncul api di atas bukit melahap domba Habil yang artinya kurbannya diterima. Lain halnya dengan hasil tani Qabil masih utuh yang berarti Allah menolak kurbannya. 

Perintah Kurban pada Zaman Nabi Ibrahim AS

Sejarah kurban yang satu ini selalu diceritakan turun temurun karena mimpi Nabi Ibrahim yang menyembelih anaknya, Nabi Ismail. Mimpi para nabi merupakan wahyu dari Allah. Nabi Ibrahim sudah lama mendambakan keturunan yang shaleh. Saat Ismail beranjak dewasa, Allah menguji keimanan Nabi Ibrahim untuk melaksanakan perintah kurban. Hatinya bimbang, hingga ia bertanya kepada putranya untuk berpendapat. Ismail menjawab dengan penuh keyakinan bahwa perintah Allah adalah hal yang harus dikerjakan. Allah mencatat kisah ini pada surat Ash-Shaffat ayat 102: 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://www.liputan6.com/news/read/4606622/sejarah-kurban-dan-5-alasan-berkurban-penting-untuk-umat-islam