Kenapa Muhammadiyah Salat Idul Adha Duluan? Beda Waktu dan Simak Jawabannya

Kenapa Muhammadiyah Salat Idul Adha Duluan? Beda Waktu dan Simak Jawabannya

Kenapa Muhammadiyah Salat Idul Adha Duluan? Beda Waktu dan Simak Jawabannya --

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1912 oleh KH Ahmad Dahlan. Organisasi ini memiliki pandangan dan pendekatan yang unik terhadap isu-isu keagamaan dan kehidupan umat Islam. Salah satu perbedaan yang terlihat adalah dalam penentuan waktu pelaksanaan salat Idul Adha.

 

Penentuan waktu pelaksanaan salat Idul Adha merupakan masalah yang berkaitan dengan metode penghitungan awal bulan Dzulhijjah, bulan di mana Idul Adha jatuh. Ada dua metode yang umum digunakan dalam penentuan waktu ini: metode hisab (penghitungan astronomi) dan metode rukyat (pengamatan langsung hilal). Meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama dan masyarakat Muslim, baik Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama (NU) memiliki pendekatan yang berbeda dalam masalah ini.

 

Muhammadiyah menganut pendekatan hisab dalam menentukan waktu pelaksanaan salat Idul Adha. Hisab adalah metode penghitungan astronomi yang didasarkan pada perhitungan matematis mengenai gerak dan posisi matahari, bulan, dan benda langit lainnya. Muhammadiyah mengacu pada perhitungan hisab yang dilakukan oleh Badan Hisab Rukyat (BHR) Muhammadiyah. BHR Muhammadiyah menggabungkan data astronomi dan ilmu pengetahuan modern untuk menentukan waktu pelaksanaan salat Idul Adha secara matematis.

 

BACA JUGA:Pusing Setelah Makan Daging Tanda Kampungan dan Miskin, Mungkin Saja, Tapi Ini Bisa Jawaban Lain...

 

Salah satu alasan Muhammadiyah salat Idul Adha duluan adalah karena metode hisab dapat memprediksi secara lebih akurat posisi hilal atau awal bulan Dzulhijjah. Pendekatan ini memungkinkan Muhammadiyah untuk menentukan waktu Idul Adha sebelum hilal teramati secara langsung oleh mata manusia. Dalam beberapa tahun, Muhammadiyah telah mempraktikkan penentuan waktu ini dan menyelaraskan dengan prinsip-prinsip mereka.

 

Namun, penting untuk dicatat bahwa perbedaan ini tidak berkaitan dengan substansi atau esensi dari perayaan Idul Adha itu sendiri. Baik Muhammadiyah maupun NU mengakui pentingnya penyembelihan hewan kurban dan perayaan hari raya tersebut sebagai bagian dari ajaran Islam. Perbedaan dalam penentuan waktu pelaksanaan salat Idul Adha hanyalah perbedaan pendekatan dan interpretasi dalam menafsirkan metode penghitungan awal bulan Dzulhijjah.

 

BACA JUGA:Sejarah Pengelolaan SMK dan SMA di Jawa Barat, Hingga Indonesia, Sempat Dikelola Daerah, Kini Berharap Kembali

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: