Jalan-Jalan di Perkebunan Taiwan Technical Mission, Mencicipi Lezatnya Melon Crispy Alisha

Jalan-Jalan di Perkebunan Taiwan Technical Mission, Mencicipi Lezatnya Melon Crispy Alisha

Jalan-Jalan di Perkebunan Taiwan Technical Mission, Mencicipi Lezatnya Melon Crispy Alisha--

Melon Alisha atau yang dikenal juga sebagai Melon Crispy Alisha merupakan salah satu jenis tanaman buah yang baru di taman dalam area perkebunan Taiwan Technical Mission (TTM) Karawang. Buah Melon berwarna khas kuning keemasan ini sedang di uji coba para petani yang bekerja di perkebunan TTM. Siapa sangka, pohon melon yang habitatnya tumbuh subur di area iklim tropis ini berhasil di semai bersama bibit-bibit buah dan sayur dari Taiwan yang di tanam disana. 
 
Petani TTM Karawang Waris menjelaskan, bibit Melon Alisha ini baru ditanam dua kali dan baru berhasil panen satu kali. Saat ini, di penyemaian kedua Melon crispy ini tumbuh lebih subur. Menurutnya, merawat pohon Melon Alisha di cuaca Karawang yang terik tidak lah sulit. 
 
"Uniknya Melon ini memang habitatnya di dataran rendah yang terik, jadi tidak terlalu susah merawat Melon ini di Karawang," jelas Waris saat membersihkan tanaman Melon yang hendak di panen, akhir pekan kemarin.
 
Berbeda dengan bibit buah dan sayur lain disana, kata Waris, bibit Melon Alisha ini berasal dari lokal Indonesia. Pasalnya, hampir semua tanaman disana bibitnya berasal dari Taiwan. Oleh sebab itu, perawatan Melon Alisha menjadi lebih mudah karena sesuai dengan habitatnya. 
 
 
 
 
Waris mengakui, bekerja di perkebunan TTM susah-susah gampang. Pasalnya, banyak sekali jenis buah dan sayur yang butuh perlakuan khusus. Namun, dengan berbagai peralatan canggih yang tersedia disana membuat pekerjaannya jadi lebih mudah. 
 
"Melon ini juga cara merawatnya khusus, tapi menurut saya lebih mudah. Rata-rata panen itu 2 sampai 3 bulan saja, cenderung lebih cepat," jelas Waris. 
 
Waris bilang, menanam buah Melon Alisha di perkebunan canggih milik TTM membuat hasilnya jadi lebih baik. Karakter Melon hasil panen disana rasanya lebih krispi dan manis. Bahkan, secara ukuran hasil panen Melon Alisha disana cukup bersaing. Dengan berat rata-rata satu buahnya 800 gram hingga satu kilogram. Rencananya, Melon ini akan dijual Rp 30 ribu per kilogram. 
 
"Tapi untuk sekarang belum dipasarkan karena masih dalam (panen) skala kecil, tapi rencananya akan dijual di supermarket yang sudah bekerjasama dengan TTM. Seperti di Jakarta dan Jogjakarta," katanya. 
 
Masih kata Waris, kehadiran TTM di Karawang membawa banyak perubahan dalam teknologi pertanian, khususnya holtikultura. Kata dia, TTM terbuka bagi semua masyarakat khususnya Karawang yang ingin belajar tentang teknologi holtikultura. Termasuk belajar menanam dan merawat Melon Alisha di pekarangan rumah masing-masing. 
 
 
 
 
"Banyak kok yang datang untuk belajar, dari sekolah dari kampus bahkan pemerintah daerah dari luar juga banyak yang datang. TTM terbuka untuk pembelajaran," pungkasnya. 
 
Untuk diketahui, TTM merupakan organisasi bantuan profesional yang berpusat di Taiwan. Saat ini TTM sedang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Karawang melalui Dinas Pertanian dengan tujuan meningkatkan hasil panen petani binaan di wilayah Karawang. 

Di Karawang, TTM mendirikan greenhouse dan packing house di lahan 500 meter persegi dan gudang 200 meter persegi, dengan total luas lahan sekitar dua hektare. Nilai investasi infrastruktur tersebut diperkirakan mencapai sekitar 310 ribu dolar Amerika Serikat (AS). Kehadiran TTM di Karawang dirasakan sangat membantu program ketahanan pangan dengan beragam jenis pengelolaan tanaman buah dan sayur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: