Takut Dikeroyok Banyak Negara Amerika Kirim Bantuan ke Israel, Kapal Induk Sudah Tiba di Mediterania Timur

Takut Dikeroyok Banyak Negara Amerika Kirim Bantuan ke Israel,  Kapal Induk Sudah Tiba di Mediterania Timur

Takut Dikeroyok Banyak Negara Amerika Kirim Bantuan ke Israel, Kapal Induk Sudah Tiba di Mediterania Timur--

Sesuai dengan nama MER-C, yaitu lembaga bantuan medis di kondisi darurat, tiap relawan disebut telah diberi pembekalan yang memadai. Sarbini menegaskan mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan.

Di sisi lain, relawan diperingatkan untuk tidak mendekati daerah perang, maupun ikut serta dalam perang. Baik relawan maupun orang tua telah diberi tahu sejak awal, terkait kondisi di Gaza yang tidak normal. "Saat ini, relawan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Gaza berjumlah tiga orang. Mereka sejauh ini masih bertugas memberikan bantuan di RS Indonesia," ucap dr Sarbini.

Berdasarkan informasi terbaru yang dibagikan MER-C Indonesia di akun media sosialnya, disebutkan RS Indonesia telah menangani sedikitnya 66 korban yang meninggal dunia. Tercatat pula ada 444 korban luka-luka yang dirawat di RS tersebut. Sementara, 93 orang lainnya masih mendapatkan perawatan intensif di fasilitas ini.

BACA JUGA:Peraih Emas Asia Tenggara Wakili Tambun Utara Tampil Pada Ajang Porkab Bekasi 2023

Melihat kondisi saat ini, MER-C Indonesia menilai perlu mengirimkan bantuan ke RS Indonesia di Gaza. Komunikasi terus dilakukan dengan Kementerian Luar Negeri, untuk membuka akses masuk dari Mesir.

"MER-C memandang perlu untuk mengirimkan tim bedah dan bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina. Kami akan berkoordinasi dengan Kemenlu dan Pemerintah RI di Kairo, agar memfasilitasi tim ke Gaza," kata dr Sarbini.

Tim yang berangkat ini disebut akan dipimpin oleh orang yang sangat berpengalaman dan sering ke Gaza, yaitu dr Faried Thalib. Bukan hanya tim kemanusiaan dan kesehatan, tim ini juga berisi spesialis yang akan memantau persiapan proses pembangunan poli spesialis di samping RS Indonesia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Lalu Muhammad Iqbal menyatakan, proses evakuasi WNI sudah direncanakan dengan beberapa skenario yang berbeda. "Terkait dengan kondisi WNI, Pemerintah Indonesia telah menyusun rencana kontijensi evakuasi WNI dengan beberapa skenario situasi," kata Iqbal.

BACA JUGA:Pupuk Kujang Berikan Bantuan Air Bersih ke Warga, Dampak Kemarau Panjang

Menurut Iqbal, saat ini pemerintah Indonesia melalui perwakilan  KBRI Amman, KBRI Beirut, dan KBRI Kairo sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak. Mereka menyiapkan untuk mengevakuasi WNI yang berada di wilayah Palestina. "Khususnya 10 orang WNI yang berada di Jalur Gaza," ujar Jubir Kemlu RI itu.

Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha sebelumnya telah menjelaskan berdasarkan data terbaru, bahwa terdapat 45 WNI di Palestina dengan rincian 10 orang berada di Gaza dan 35 ada di Tepi Barat. Belum ada laporan WNI yang menjadi korban pertempuran di Jalur Gaza.

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi juga disebut meminta dukungan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (ICRC) untuk mengevakuasi WNI dari Jalur Gaza, Palestina. "Menlu Retno sudah berkomunikasi langsung dengan Presiden Palang Merah Internasional di Jenewa, Mirjana Spoljaric," kata Muhammad Iqbal.

Iqbal mengatakan, dalam komunikasi dengan Presiden ICRC itu, Retno meminta dukungan bagi evakuasi WNI dari Jalur Gaza. Retno juga mendesak agar ICRC ikut mendorong upaya penghentian kekerasan, yang dilanjutkan dengan penerapan koridor kemanusiaan.

Selain berkomunikasi dengan ICRC,  Retno juga telah melakukan pembicaraan dengan pihak Brazil selaku Presiden Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengenai perlunya upaya menghentikan kekerasan dan menyepakati Koridor Kemanusiaan. Kemudian, Indonesia juga sudah melakukan komunikasi dengan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengenai hal tersebut. **

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: