Ngaku Dianiaya Pemilik Ponpes, Santriwati Asal Tanggamus Alami Luka di Sekujur Tubuh

Ngaku Dianiaya Pemilik Ponpes, Santriwati Asal Tanggamus Alami Luka di Sekujur Tubuh

Ilustrasi gambar --

SANTRIWATI AS (15) warga Kecamatan Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus, mengaku dianiaya oleh pemilik pondok pesantren (ponpes) dan 8 santriwati lain. Ia menceritakan kronologi kejadian yang menimpanya pada Rabu (25/10/2023) lalu itu.

Berdasarkan informasi, dari rekaman videonya korban yang merintih kesakitan diunggah oleh akun Facebook @Intansaputri.

Terdapat 4 video korban. Korban dianiaya hingga mengalami luka lebam-lebam di bagian punggung, tangan, kaki dan bahu.

Nampak korban merintih kesakitan saat diobati tradisional oleh keluarga korban, menggunakan daun pisang. Selain dianiaya pemilik ponpes, korban juga mengaku dianiaya oleh 8 santriwati lainnya atas perintah pemilik pesantren.

BACA JUGA : 6 Kamen Rider Wanita Era Heisei yang Cantik!

Saat dikonfirmasi, korban AS menceritakan penyebab dirinya dianiaya oleh pemilik ponpes berinisial HA pada Rabu, 25 Oktober 2023. Saat itu dirinya usai bertemu dengan teman prianya di pantai dan balik ke ponpes saat sore hari.

"Waktu pulang sampai pondok jam 5 sore itu, ibu HA sudah nunggu, terus nanya dari mana dan langsung pukulin saya," kata dia, Sabtu, 04 November 2023.

Tidak sampai di situ saja, menurut AS, pemilik ponpes juga menyuruh santriwati lainnya untuk turut memukulinya hingga mengalami luka lebam di sekujur tubuh.

"Teman ada sekitar delapan orang ikut mukulin juga, itu perintah ibu HA," kata dia.

BACA JUGA : Pemain Muda Ini Diputus Kontrak oleh Mainz 05M Usai Unggah Dukungan untuk Palestina di Medsos

Teman-teman korban memukuli dengan benda tumpul seperti kayu. Pukulan itu mengenai kepala dan tubuh lainnya.

"Pakai kayu, saya disabetin mulai dari kepala, badan, tangan. Sekujur tubuh pokoknya, udah itu saya disuruh mandi," kata dia.

SU, ayah korban datang ke Bandar Lampung menjemput setelah diberi tahu kakak korban.

Pemilik ponpes menyatakan tidak sanggup lagi mendidik korban dan akhirnya mereka pulang. "Saya sudah memohon untuk anak saya dimaafkan tapi kata mereka tetap tidak bisa," kata SU.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: