Penuh Pelajaran Berharga, Ini Resensi 7 Prajurit Bapak, Buku Wulan Nurmalia

Penuh Pelajaran Berharga, Ini Resensi 7 Prajurit Bapak, Buku Wulan Nurmalia

Penuh Pelajaran Berharga, Ini Resensi 7 Prajurit Bapak, Buku Wulan Nurmalia --

 

Hingga bapak pergi tak satupun yang dapat memenuhi keinginan bapak menjadikan anaknya sebagai abdi negra. Ya, bapak pergi. Meninggalkan ketujuh prajuritnya yang kini sedang manangis memintanya untuk kembali, kini pilar mereka sudah pergi, tertimbun oleh gelapnya bumi. Mereka saling bahu membahu untuk menguatkan diri, karena sekarang ada mama yang harus mereka jaga. Bang Dava dan Mas Rendi kini menggantikan sosok bapak sebagai tulang punggung keluarga.

 

Setelah Bapak pergi masalah datang bertubi-tubi, dari masalah keuangan yang merosot, hingga yang paling mengagetkan yaitu dalang dari orang yang mebunuh bapak, yaitu orang tua dari gadis yang Yoga cintai. Mama dan abang tentu melarang Yoga utuk menemui Lia lagi, meraka tak merestui hubungan Yoga dengan Lia, sungguh ini sangat menyesakan bagi Yoga. Yoga bingung harus memilih keluarga atau cinta. Sekarang, bapak sudah tidak ada, kemana Yoga harus meminta pendapat, dengan mantap Yoga memutuskan tetap akan mempertahankan Lia dan tetap menjadi garda terdepan untuk kelurganya.

 

Hingga suatu hari kekacauan itu semakin menjadi, Yoga hendak pergi menolong Lia yang sedang dipukuli oleh ayah Lia. Namun, nasib baik tak berpihak kepada Yoga, kedua adik bungsunya mengikuti Yoga dan kini Putra menjadi korban kebringasan ayah Lia. Yoga sudah siap di hajar oleh Bang Dava, Mas Rendi, dan Bang Raga ini memang salahnya yang tak dapat menjaga si bungsu dengan baik. Sejak saat itu Yoga tak pernah bertemu lagi dengan Lia. Yoga mulai membiasakan hidup tanpa bergantung pada sosok Lia. Yoga akan fokus pada keluarga dan mimpinya menjadi seorang penulis. Yoga sangat berterim kasih kepada Gisel, perempuan yang belum Yoga kenal lama ini, dapat membantu Yoga merevisi tulisan dalam cerita Yoga kala itu. Yoga akan menemui Gisel untuk berterima ksih karena telah membantu dia selama ini. Namun, takdir berkata lain, Yoga tertabrak oleh bus yang melaju sangat kencang, Raga dan Iqbal melihat itu dengan jelas, Raga tak dapat berkata apapun lagi sedangkan Iqbal bergetar hebat, Yoga tergeletak bersimbuh darah dan dikerubungi oleh warga. Dalam semalam semua berubah, kacau sudah. Mama, Iqbal, Rai, dan Putra menangis. Dava, Rendi, dan Raga termenung di depan Ruang oprasi. Beberapa hari Yuda belum sadarkan diri di siang bolong dokter menyataka Yoga mati otak atau sudah meninggal, Yoga masih bisa bernafas karena perelatan medis yang masih melekat pada tubuhnya.

 

Kehidupan akan terus berjalan, yang pergi tak akan kembali dan yang ditinggal pergi akan akan merasakn luka yang akan terus membekas di hati. Kini Bang Dava sudah memiliki anak bersama Mbak Wulan dan dua bungsu juga sudah dewasa Rai menjadi seorang Pilot dan Putra menjadi Tentara.

 

 


Siska Amaliah NIM 13231009, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan dan Humaniora Universitas Pelita Bangsa --

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: