Bukan Hanya PT Hung-A, Ini Deretan Pabrikan Indonesia Pindah ke Vietnam Karena Gaji

Bukan Hanya PT Hung-A, Ini Deretan Pabrikan Indonesia Pindah ke Vietnam Karena Gaji

--

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Pabrik Indonesia yang pindah ke Vietnam terus bertambah. 

Tahun 2024 ini PT Hung-A Indonesia yang bermarkas di Kawasan Industri Hyundai telah merumahkan ribuan karyawanya dan hengkang ke Vietnam. 

Nah, sebelum perusahaan Korea Selatan (Korsel) memutuskan pindah ke negara yang beribukata Hanoi. Ternyata ada sejumlah pabrikan ternama Indonesia angkat kaki ke negara tetangga Vietnam. 

Siapa saja mereka. Berikut hasil rangkuman Karawang Bekasi Ekspres terkait peristiwa relokasi pabrik asing di Indonesia dari tahun ke tahun. 

BACA JUGA:Berikut Sejarah PT Hung-A Indonesia yang Berhenti Beroperasi Awal Februari 2024

Tahun 2015 (Full Ding Furniture Co., LTD) 

Dikutip dari Antara, Investor mebel asal Taiwan yang sudah tiga tahun beroperasi di Sidoarjo, Jawa Timur, memutuskan pindah ke Vitnam.Upah buruh yang disebut UMR, yang makin tinggi, jadi pemicu. 

Sekretaris Jenderal Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Amkri), Abdul Sobur, di Jakarta, Selasa, menyatakan, UMR yang melonjak hingga 150 persen dalam kurun waktu tiga tahun dinilai memberatkan, terlebih perusahaan itu memiliki sekitar 3.000 karyawan. 

Menurut Sobur, upah pekerja di Vietnam jauh lebih murah dibandingkan di Sidoarjo, yakni 150 dollar Amerika Serikat perbulan dengan 48 jam kerja seminggu. UMR di Jawa Timur 250 dollar AS perbulan dengan 40 jam kerja seminggu. 

BACA JUGA:Pabrikan Ban Korsel Cikarang Tutup, Karawang Bekasi Ada 6 Produsen Ternama dari Taiwan, Jepang hingga Prancis

Di Vietnam juga tidak pernah terjadi demonstrasi tuntutan ini dan itu dari buruh setempat. Banyak pabrikan internasional berbasis produksi di Vietnam dengan standar internasional 

Tahun 2018 (PT Ecco Indonesia) 

PT ECCO Indonesia, perusahaan alas kaki asal Denmark, tahun ini mulai mengalihkan sebagian produksinya dari Sidoarjo, Jawa Tengah ke Vietnam. Langkah itu diambil karena kondisi bisnis di Tanah Air kurang menguntungkan. Penyebabnya beban upah tenaga kerja tinggi seiring kenaikan upah minimum dan upah sektoral 

Manajer Bisnis Relation Dwi Yoga mengaku kalau pihaknya mulai tahun ini sudah menurunkan kapasitas produksi sekitar 1 hingga 1,5 juta pasang sepatu untuk diproduksi di Vietnam, dari sekitar total produksi sekitar 7 hingga 8 juta pasang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: