Hindari 6 Kegiatan yang Mengurangi Pahala Puasa agar Tidak Merugi
Kegiatan yang Mengurangi Pahala Puasa (Foto/Istockphoto/mediaphotos)-Istockphoto/mediaphotos)-
KBEONLINE.ID - Puasa Ramadan merupakan kewajiban ibadah bagi umat Islam yang telah diatur oleh syariat. Saat menjalankan puasa, umat Islam diwajibkan untuk menjauhi segala yang dapat membatalkannya, termasuk tindakan-tindakan yang dapat mengurangi nilai ibadah puasa. Apa saja kegiatan yang mengurangi pahala puasa?
Para cendekiawan fikih memberikan definisi puasa sebagai menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Selain menjauhi hal-hal yang membatalkan puasa, umat Islam juga harus memperhatikan segala yang dapat mengurangi nilai pahala puasa, sehingga puasa yang dijalankan tidak menjadi sia-sia.
Kegiatan yang Mengurangi Pahala Puasa
Dalam karya "Kitab Fikih Sehari-hari Mazhab Syafi'i" yang ditulis oleh A.R Shohibul Ulum, dijelaskan beberapa perilaku yang dapat mengurangi nilai pahala puasa. Beberapa di antaranya adalah meninggalkan salat fardhu, berdusta, gibah (menggunjing), adu domba (naminah), jual beli yang diharapkan, pemborosan saat berbuka, dan lain-lain.
1. Berdusta atau Bohong
Perilaku berdusta, misalnya, dijelaskan sebagai ucapan yang sengaja tidak sesuai dengan kenyataan, padahal pelakunya mengetahui keadaan sebenarnya. Selain merugikan pahala puasa, berdusta juga dapat menyebabkan kerugian lainnya, termasuk mengantarkan pelakunya ke neraka, seperti yang disampaikan dalam hadis.
2. Bergunjing atau Gibah
Bergunjing atau menggunjingkan orang lain juga disoroti sebagai perilaku yang dapat mengurangi pahala puasa. Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa puasa yang sejati bukan hanya menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga menjauhkan diri dari perbuatan sia-sia dan pembicaraan cabul.
Pembicaraan yang sia-sia, bergosip, berbohong, bergunjing, bertengkar, mengutuk, atau berbicara kasar, meskipun tidak secara langsung membatalkan puasa, dapat mengurangi nilai pahala. Bahkan, membicarakan keburukan orang lain, yang dilarang tidak hanya selama bulan Ramadan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, diibaratkan dalam tafsir Surat Al-Hujurat; 49:12 sebagai memakan daging saudara sendiri yang sudah mati.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."
Oleh karena itu, praktik gibah atau bergunjing harus dihindari tidak hanya di bulan Ramadan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, karena dapat merusak hubungan sesama muslim, mengganggu persaudaraan, dan mengundang dampak negatif lainnya, sebagaimana dijelaskan dalam karya "Awas! Bahaya Lidah" karya Aidh Abdullah Al-Qarni.
3. Sumpah Palsu
Dikutip dari Ringkasan Fiqih Mazhab Syafii karya Musthafa Dib Al-Bugha, sumpah palsu disebut "al-yamin al-ghamus" karena dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka kecuali jika dia bertobat.
Al-Bukhari meriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amr RA yang menyampaikan perkataan Nabi Muhammad SAW, "Perbuatan yang termasuk dosa besar adalah mempersekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh orang, dan sumpah palsu." (HR Bukhari dalam Al-Aiman wa al-Nudzur, Bab Al-Yamin al-Ghamûs)
4. Adu Domba
Menurut penjelasan Toto Adidarmo dan Mulyadi dalam Pendidikan Agama Islam, adu domba atau namimah, menurut kesepakatan para ulama, dianggap sebagai perilaku yang dilarang. Salah satu hadis menyatakan bahwa praktik adu domba dapat menjauhkan pelakunya dari surga.
Dalam sebuah hadis marfu', disampaikan bahwa Hudzaifah mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang senang mengadu domba (qattāt; nammām)." (HR Bukhari dan Muslim)
5. Mengeluh lapar dan haus
Bulan Ramadan mengajarkan kesabaran dan keteguhan hati dalam menjalankan perintah Allah. Untuk meraih berkah dan manfaat di bulan suci ini, umat Muslim disarankan untuk tidak banyak mengeluh tentang kesulitan menahan lapar dan haus selama menjalani ibadah puasa, seperti yang disarankan oleh Islamic Finder.
Menjalani puasa adalah sebuah ujian yang mengajarkan kita untuk menahan diri agar tidak mengeluh terhadap segala hal, termasuk kelaparan dan kehausan.
Sebaliknya, kita seharusnya melihat puasa sebagai kesempatan untuk memahami pengalaman orang lain yang mungkin merasakan kelaparan dan kehausan sepanjang hari.
Daripada mengeluh, yang hanya akan mengurangi pahala puasa, sebaiknya kita mengingat berkah yang telah kita terima selama ini dan bersyukur kepada Allah karena dengan berpuasa, kita diberi kesempatan untuk menjadi pribadi Muslim yang lebih baik.
6. Memandang dengan syahwat
Seperti yang kita tahu, kita diperintah untuk menjaga pandangan. Hal ini terdapat dalam Al-Qur'an surah An Nur ayat 30.
قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ
Artinya: "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. Demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang mereka perbuat."
Karena itulah, hendaknya kita menjaga pandangan kita selama puasa Ramadan agar ibadah kita bisa lebih optimal.
Itulah beberapa kegiatan yang dapat mengurangi pahala puasa. Yuk hindari agar ibadah kita lebih sempurna.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: