Dosen Fakultas Teknik Unsika Gelar Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang
Dosen Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), melakukan sosialisasi tentang pemanfaatan limbah cangkang kerang lewat kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Desa Sungaibuntu, Sabtu (14/9).-KBE-karawangbekasi.disway.id
KARAWANG - Desa Sungaibuntu yang berlokasi di Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, selama ini dikenal sebagai daerah pesisir yang kaya akan hasil laut, termasuk kerang. Namun, limbah cangkang kerang yang melimpah sering kali hanya dianggap sebagai sampah dan kurang dimanfaatkan.
Melihat potensi ini, dosen Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), melakukan sosialisasi tentang pemanfaatan limbah cangkang kerang lewat kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Desa Sungaibuntu, Sabtu (14/9).
Kegiatan sosialisasi yang terlaksana atas kerja sama dengan pihak Desa Sungaibuntu dan PT Kalsium Investama Indonesia, dihadiri oleh dosen pelaksana PkM, mitra dan masyarakat Desa Sungaibuntu dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang.
Dosen Unsika menyampaikan, kegiatan sosialisasi dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat melalui inovasi pengolahan limbah yang berkelanjutan.
Selain itu, untuk membersihkan Pantai Samudera Baru yang merupakan salah satu pantai di Desa Sungaibuntu, yang banyak dimanfaatkan oleh pengusaha kuliner untuk membuka restoran bernuansa kelautan. Sehingga tidak heran banyak limbah cangkang kerang yang banyak ditemukan di pesisir Pantai Samudera Baru.
Cangkang kerang, jelas dosen, merupakan salah satu limbah organik dari makanan laut yang tidak dapat dikonsumsi. Limbah ini memiliki beberapa kandungan unsur, seperti kalsium sebesar 98.1%, magnesium sebesar 0.8%, serta 0.1% untuk besi dan sulfur. Unsur kalsium sendiri banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pakan ternak, pupuk, dan hidroksiapatit untuk aplikasi graft tulang.
Kendati saat ini PT Kalsium Investama Indonesia bergerak dalam memproduksi tepung kalsium dari bahan sintetis untuk kemudian dijual ke beberapa perusahaan pakan dan pupuk di daerah Jawa Barat. Akan tetapi, kebutuhan tepung kalsium yang terus meningkat tentu akan sulit jika dipenuhi dengan mengandalkan bahan sintetis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: