Debat Pilkada Karawang 2024: Paslon 01 Dinilai Gagal Memahami Pertanyaan Aep Terkait Pendidikan Inklusif
Paslon nomor urut 1 Acep Jamhuri dan Gina Swara--karawangbekasi.disway.id
KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Debat Publik Pilkada Karawang 2024 yang digelar di Studio Metro TV Jakarta pada Sabtu malam (9/11) menghadirkan momen menarik saat pasangan calon (Paslon) nomor urut 1, Acep-Gina, dinilai gagal memahami pertanyaan yang dilontarkan oleh calon Bupati nomor urut 2, Aep Syaepuloh, terkait pendidikan inklusif.
Aep Syaepuloh, dalam segmen kelima debat, mengajukan pertanyaan kepada Acep-Gina mengenai pandangan mereka tentang penerapan pendidikan inklusif dalam konteks transformasi pembangunan pemerintah.
“Bicara tentang transformasi keterpaduan pembangunan pemerintah, tidak terlepas dari faktor pendidikan tentunya, nah bagaimana pandangan bapak tentang pendidikan inklusif?” tanya Aep.
Acep, dalam menanggapi pertanyaan tersebut, menekankan pentingnya pendidikan bagi warga Karawang, baik formal maupun informal.
BACA JUGA:Cabup Karawang Acep Jamhuri Gugup Ditanya Cara Mewujudkan Pemerintahan Bersih dan Bebas dari Korupsi
“Pendidikan merupakan hal yang penting yang diperlukan bagi semua warga Karawang. Karawang memerlukan aspek pendidikan baik yang sifatnya formal dan informal,” jawab Acep.
Ia melanjutkan dengan menekankan pentingnya integrasi antara pendidikan formal dan non-formal, termasuk pesantren, untuk mencapai pemerataan pendidikan di Karawang.
“Pendidikan yang sekarang ada adalah pendidikan formal non formal, pesantren juga sudah berjalan sebagaimana mestinya. Pendidikan inklusif bagaimana kita menyatukan stakeholder yang lain, kepentingan lain, kepentingan bagaimana untuk mengintegrasikan pendidikan formal dan non formal, sehingga menjadi konsep pemerataan pendidikan di Karawang,” papar Acep.
Cawabup Gina juga memberikan tanggapan, menyatakan bahwa jumlah siswa saat ini lebih banyak daripada jumlah sekolah, baik di tingkat SD maupun SMP.
BACA JUGA:Bertanya MCP KPK ke Aep-Maslani, Ternyata Acep-Gina Tidak Pakai Data Terbaru
“Jumlah siswa/i saat ini jumlahnya lebih banyak dibanding jumlah sekolah, baik di tingkat SD atau SMP,” kata Gina.
Sebagai solusi, Gina berjanji untuk bekerja sama dengan sekolah swasta agar dapat menyerap siswa yang tidak terakomodir di sekolah negeri.
“Maka itu, pihaknya berjanji akan bekerja sama dengan sekolah swasta agar bisa menyerap siswa/i yang tidak terakomodir di sekolah negeri bisa diserap di sekolah swasta," lanjut Gina.
Aep Syaepuloh, yang menilai jawaban Acep-Gina tidak tepat sasaran, kemudian menjelaskan bahwa pendidikan inklusif yang dimaksudnya adalah penerapan pendidikan yang tidak boleh ada perbedaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: