Budaya Organisasi Berpengaruh Pada Perilaku Karyawan
Adisti Kaluna Syahputri, Mahasiswa Program Studi S1 Administrasi Rumah Sakit Universitas Singaperbangsa Karawang--karawangbekasi.disway.id
Penulis : Adisti Kaluna Syahputri
Mahasiswa Program Studi S1 Administrasi Rumah Sakit Universitas Singaperbangsa Karawang
KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Sebagian besar orang menganggap budaya organisasi sebagai "jiwa" sebuah perusahaan. Karena budaya organisasi terdiri dari sistem nilai, kebiasaan, dan keyakinan yang dibangun di dalamnya. Ini dapat terlihat dari cara pengambilan keputusan, komunikasi antar karyawan, dan cara perusahaan menghadapi tantangan dan merayakan kesuksesan.
Google dan Netflix terkenal karena budaya perusahaan yang mendukung inovasi, fleksibilitas, dan kebebasan berekspresi. Selain itu, karyawan memiliki kesempatan untuk berkembang dan menunjukkan ide-ide baru tanpa khawatir tentang kegagalan.
Budaya organisasi tidak hanya menunjukkan cara suatu bisnis bekerja, tetapi memengaruhi cara karyawan bekerja sama, berkolaborasi, dan berinovasi. Budaya yang kuat dapat menghasilkan lingkungan kerja yang positif dan produktif. Karyawan yang merasa nyaman dengan budaya perusahaan, cenderung lebih termotivasi dan terlibat dalam pekerjaan.
Perusahaan yang menekankan penghargaan atas kerja keras akan mendorong karyawan untuk melakukan yang terbaik dari kemampuan mereka. Komunikasi dan kolaborasi karyawan yang efektif mendorong kerja sama dan keterbukaan tim.
Sebaliknya, budaya yang hierarkis dan tertutup sering membuat karyawan enggan berbicara atau bekerja sama dengan rekan kerja. Karyawan yang memiliki kebebasan untuk berkreativitas akan lebih besar menawarkan solusi inovatif. Jadi budaya organisasi memengaruhi perilaku sehari-hari karyawan.
Pandemi COVID-19 menunjukkan bagaimana budaya organisasi berdampak pada perilaku karyawan dan berubah. Banyak bisnis yang sebelumnya tidak fleksibel dengan bekerja dari rumah menjadi lebih fleksibel dan adaptif melalui model kerja jarak jauh.
Sementara perusahaan yang lebih konservatif akan menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan produktivitas dan moral karyawan mereka. Perusahaan yang memberikan dukungan mental dan fisik kepada karyawan, seperti memberikan fleksibilitas jam kerja dan kesejahteraan, maka dapat memastikan kinerja karyawan tetap stabil meski dalam kondisi krisis.
Ini adalah contoh bagaimana budaya yang positif dan inklusif dapat membantu karyawan tetap terlibat meskipun ada tantangan besar. Di era modern ini, perusahaan harus semakin menyadari pentingnya membangun dan mempertahankan budaya organisasi yang positif untuk menjaga kinerja karyawan dan kesuksesan dalam jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: