Waspada Stunting pada Anak! Kenali Penyebab, Gejala dan Cara Pencegahannya Â
Editor:
redaksimetro01|
Rabu 25-05-2022,12:10 WIB
STUNTING menjadi kekhawatiran dunia kesehatan anak saat ini. Mengapa stunting bisa terjadi
Sebelum itu ketahuilah apa itu stunting. Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi tubuh anak terhambat dan tidak sesuai dengan berat badan yang normal seusianya.
Masalah ini menjadi polemik besar terutama di negara-negara terbelakang dan berkembang, salah satunya Indonesia.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa angka stunting di Indonesia masih mencapai 24,4%. Sedangkan, WHO telah menetapkan bahwa standar stunting paling besar adalah sebesar 20%.
Di suatu negara. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa angka stunting di Indonesia masih berada di atas standar yang ditetapkan oleh WHO, tentunya angka tersebut dapat dibilang mengkhawatirkan. Simaklah penjelasan lebih rinci di bawah ini mengenai pengertian, penyebab, dampak, dan cara pencegahannya.
Apa itu Stunting?
Berdasarkan medis, stunting merupakan status gizi yang didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3 SD (pendek) dan <-3 SD (sangat pendek). Apabila stunting telah terjadi dan tidak diimbangi dengan catch-up growth (tumbuh kejar) maka pertumbuhan anak akan menurun dan dapat meningkatnya risiko kesakitan, kematian dan hambatan pada pertumbuhan baik motorik maupun mental.
Gejala Stunting
Stunting berkaitan erat dengan tinggi dan berat badan anak.di mana pada kondisi ini tubuh anak dapat dibilang kerdil akibat kurangnya gizi dalam jangka waktu yang lama.
Menurut WHO (World Health Organization), inilah beberapa gejala yang dapat terlihat apabila anak terdampak stunting, antara lain:
- Tinggi badan anak yang rendah
- Tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan yang seharusnya
- Perkembangan lambat dalam berbicara, berjalan, tumbuh gigi, dan tahapan bayi normal pada umumnya,
Penyebab Stunting
Stunting dapat disebabkan oleh banyak faktor yang menghambat asupan nutrisi pada bayi saat masih berada di dalam kandungan dan atau pasca lahir dalam waktu yang lama.
Berikut beberapa faktor yang menyebabkan
stunting:
1. Kurangnya gizi pada ibu hamil
Hal ini merupakan penyebab utama
stunting pada bayi. Asupan nutrisi yang kurang saat ibu mengandung bayi, seperti kalsium, zat besi, asam folat, omega-3, dan viamin serta mineral penting.
Hal ini mengakibatkan janin di dalam kandungan tidak mendapatkan nutrisi yang memenuhi dan dan lahir dengan berat badan yang rendah, risiko gizi buruk, serta komplikasi lainnya. Selain itu, penyakit bawaan ibu juga dapat memengaruhi perkembangan janin di dalam kandungan.
2. Kurang gizi
Sejak awal masa kehamilan, pasca lahir, dan periode emas anak merupakan waktu-waktu krusial di mana anak sangat membutuhkan asupan gizi seimbang dan nutrisi yang lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Inilah pentingnya pemenuhan gizi anak selama 1000 hari pertama bagi anak dari awal kandungan hingga anak mencapai umur 2 tahun. Makanan yang diberikan pada anak haruslah sehat.
3. Infeksi atau penyakit menular
Anak sangat rentan terhadap penyakit menular, infeksi akibat mikroorganisme, dan berbagai penyakit lainnya pada rentang usia 3-5 bulan. Pada masa ini, orang tua harus lebih berhati-hati karena kondisi tersebut dapat mengganggu tumbuh dan kembang anak.
4. Pola asuh orangtua yang kurang memadai
Pola asuh orangtua dan pengetahuan orangtua sangat penting untuk tumbuh dan kembang anak. Minimnya pengetahuan orang tua terkait pentingnya pemenuhan gizi pada anak dan pemberian kasih sayang yang kurang dapat membuat anak terabaikan, sehingga mengganggu pertumbuhan anak dan dapat berakibat fatal.
5. Lingkungan
Akses makanan bergizi yang terbatas dan sulitnya mendapatkan air bersih dapat mengganggu pertumbuhan anak. Hal ini masih sering didapatkan di negara terbelakang dan negara berkembang.
Cara Pencegahan
Pastinya semua orang tua mengharapkan anak yang sehat dan cerdas. Maka dari itu, pahamilah beberapa cara berikut untuk mencegah
stunting pada anak. Pertama, pemenuhan nutrisi pada saat kehamilan.
Ibu hamil harus mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi cukup selama masa kehamilan dan sebelum masa kehamilan.
Apabila gizi ibu cukup, maka dapat dipastikan bahwa janin akan mendapatkan nutrisi yang optimal di dalam kandungan dan setelah lahirnya. Kedua, berikanlah nutrisi yang cukup untuk anak terutama pada masa usia emas anak.
Nutrisi esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh harus dicukupi, seperti vitamin (A, B kompleks, C, D, E, dan K), mineral (kalsium, magnesium, fosfor, kalium, klorida, dan lain-lain), makronutrien (Protein, lemak sehat, dan karbohidrat), serta cairan.
Ketiga, memberi edukasi kepada anak tentang betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dengan memberi contoh dan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Keempat, apabila anak sedang dalam fase bosan dan sulit makan, orang tua harus memikirkan bagaimana anak dapat tetap makan agar tetap mendapatkan asupan gizi yang cukup.
Orang tua dapat menginovasikan variasi makanan yang sehat dan beragam, melengkapi kebutuhan gizi seimbang (karbohidrat, protein, dan vitamin) melalui makanan yang beragam, berikan anak camilan sehat seperti buah, jika anak tidak terlalu menyukai sayur berilah alternatif sayur dalam bentuk lain (sayur bubuk) atau membuat resep lezat dengan mencampurkan sayuran ke dalam makanan favorit anak.
Terakhir, jangan lupa untuk tetap konsultasi ke dokter untuk mengetahui perkembangan gizi anak dan mendapatkan solusi yang tepat untuk mengobati atau mencegah stunting pada anak. (*)
* Penulis :Â Rahma Naifa Septiany, Mahasiswi S1 Prodi Teknologi Pangan, Universitas Padjajaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: