Musda Golkar Pilih Ketua DPD, Ade Puspitasari Atau Novel Saleh Hilabi
MUSDA DPD Golkar Kota Bekasi melahirkan dualisme kepemimpinan. Musda versi Graha Bintang menghasilkan Ade Puspitasari sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi. Sedangkan Musda versi Hotel Horison yang memilih Nofel Saleh Hilaby. Walkot Bekasi, Rahmat Effendi menghadiri Musda versi Graha Bintang di mana anaknya terpilih menjadi ketua menggantikannya. Musda DPD Golkar Kota Bekasi berakhir panas, dan memunculkan dualisme. Dua kadernya saling klaim terpilih menjadi pemenang. Versi pertama, Ade Puspitasari yang merupakan anak Wali Kota Bekas, Rahmat Effendi mengklaim terpilih secara sah. Versi kedua, Nofel Saleh Halibi juga mengumumkan dia sebagai ketua terpilih secra aklamasi. Kubu Ade Puspitasari, menyatakan Ade terpilih sebagai Ketua DPD Golkar Kota Bekasi di Musda V DPD Golkar Kota Bekasi yang digelar di Graha Bintang Mustika Jaya itu dengan meraih suara 12 PK (pimpinan kecamatan), Ade mendapat 8 suara, sisanya abstain. “Saya susah berkata-kata, ini perjuangan hampir 2 tahun kader Golkar Kota Bekasi. Hari ini pecah telor. Hari ini Golkar melahirkan pemimpin baru, pemimpin perempuan. Mudah-mudahan kedepannya saya diamanahkan sebagai ketua DPD Golkar Kota Bekasi dan bisa menjaga marwah partai. Dan saya tidak bisa apa-apa tanpa peran bapak-bapak ibu ibu kader Golkar,†tutur Ade yang juga anggota DPRD Jabar tersebut. Di tempat lain, Nofel mengumumkan dia terpilih menjadi Ketua DPD Golkar Bekasi secara aklamasi. "Alhamdulillah saya terpilih aklamasi sebagai Ketua DPD Golkar Kota Bekasi setelah Musda," ujar Nofel Saleh Hilabi, dalam keterangan yang diterima awak media, kemarin (31/10). Menanggapi adanya dualism pemenang hasil Musda, Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD Partai Golkar Jawa Barat Aria Girinaya yang juga Plt Ketua Partai Golkar Kota Bekasi mengatakan, dualisme musda DPD Partai Golkar Kota Bekasi terjadi karena kondisi di lapangan yang tidak memungkinkan mempertemukan dua kubu. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sampai memberikan amanat supaya masing-masing kubu yang mencalonkan diri bisa menyatu kembali dan selesai dari perpecahan agar bisa meraih kejayaan di Kota Bekasi. Diketahui, dua kubu yang bertarung adalah Ade Puspitasari dan Nofel Saleh Hilaby. Giri membantah tudingan sebagai aktor dibalik terjadinya dualisme musda. Dia memastikan menghadiri dua musda tersebut secara normatif untuk menjaga kondusivitas di internal partai dan Kota Bekasi. Giri mengungkapkan, musda akhirnya diputuskan digelar pada 29 Oktober 2021 di Graha Bintang Mustika Jaya. "Kedua belah pihak, yaitu Ade Puspitasari dan Nofel Saleh Hasby menyetujuinya. Kedua pihak dipersilakan untuk merebut dukungan para Pengurus Kecamatan (PK)," kata Giri. Giri mengatakan, pada saat perjalanan musda, pihak Nofel merasa tidak diberikan ruang cukup untuk ikut masuk arena musda. Dia pun membawa pasukan pengamanan dari Baladhika dan pihak luar. "Saya bilang, kalau mau masuk di musda, tidak perlu pengamanan luar karena di dalam pun ada pengamanan internal. Akhirnya Nofel dan sejumlah timnya bisa masuk. Saat pembukaan, saya sampaikan bahwa Ketum (Airlangga Hartarto) meminta menjaga kondusivitas, tdk boleh ada benturan karena Golkar sedang bagus," jelasnya. "Saya bilang, kalau mau masuk di musda, tidak perlu pengamanan luar karena di dalam pun ada pengamanan internal. Akhirnya Nofel dan sejumlah timnya bisa masuk. Saat pembukaan, saya sampaikan bahwa Ketum (Airlangga Hartarto) meminta menjaga kondusivitas, tdk boleh ada benturan karena Golkar sedang bagus," jelasnya. Sebelumnya, perhelatan Musda Golkar Kota Bekasi Jumat (29/10/2021) terjadi dua versi yakni versi Graha Bintang yang menghasilkan Ade Puspitasari sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi, dan versi Hotel Horison yang memilih Nofel Saleh Hilaby. (kbe/red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: