Perajin Tahu-Tempe Diminta Gunakan Kedelai Lokal, Petani Terus Digenjot Tingkatkan Kualitas Produksi

Perajin Tahu-Tempe Diminta Gunakan Kedelai Lokal, Petani Terus Digenjot Tingkatkan Kualitas Produksi

JAKARTA - Konsumsi kedelai impor disebutkan cukup tinggi karena harganya jauh lebih murah dibandingkan kedelai lokal. Namun, pemerintah meminta perajin tahu tempe untuk menggunakan kedelai lokal, pasalnya kualitasnya lebih bagus dibanding kedelai impor. "Kami siapkan pasokan kedelai lokal, produksi kita genjot. Kedelai kita pendek-pendek, manis dan disukai masyarakat sehingga ke depan dorong budidayanya. Sesuai arahan Presiden Jokowi, hal ini untuk penuhi kebutuhan pengrajin tahu tempe. Kita carikan jalan keluarnya agar harga tahu tempe dengan kedelai lokal harganya terjangkau," ujar Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, baru-baru ini. Syahrul mengatakan, pemerintah terus mendorong para petani untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kedelai untuk melepaskan ketergantungan terhadap kedelai impor. "Masyarakat kita rata-rata pemakan tahu tempe, jadi kedelai ini tidak boleh bersoal," katanya. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan, diversifikasi pangan lokal sangat dibutuhkan, terutama untuk meningkatkan eksistensi produksi. “Harga kedelai bagus, ayo tanam kedelai segera. Saat ini Kementan terus mendorong peningkatan kualitas produksi kedelai," ucapnya. Sekjen Gakoptindo, Hugo Siswaya mengatakan, stok kedelai berada pada petani, kelompok tani, pengepul atau bandar. Namun harga kedelai lokal sangat bergantung pada perkembangan harga impor. “Gakoptindo siap menjadi off taker atau pembeli kedelai hasil produksi petani,â€ katanya. (bbs/kbe)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: