"Diprediksi tahun depan terjadi resesi, khsususnya negara di luar zona Asia. Zona Asia relatif tak akan terlalu terkena resesi. Dari 100 persen ekonom dunia yang dimintai pendapat pun 90 persennya menyatakan, Indonesia tak akan terdampak terlalu besar," jelas Kang Emil.
Ia melanjutkan, selain pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tumbuh positif, kesenjangan dengan angka inflasi pun tidak terlalu jauh. Artinya, kenaikan harga masih terkendali.
BACA JUGA:Juara Umum Porprov, Harapkan Kabupaten Bekasi Jadi Ibukotanya Esports Jabar
"Pertumbuhan ekonomi kita masih positif, gap dengan inflasi juga tidak terlalu jauh, artinya kenaikan harga masih terkendali," ujarnya.
Begitu pula di Jabar, pertumbuhan ekonomi di kuartal III tahun ini hampir menyentuh 6 persen. Menurut Kang Emil, meningkatnya inflasi lebih karena dipengaruhi oleh harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Sedangkan harga sembako di pasar-pasar tradisional di Jabar masih terkendali.
"Jabar juga mewakili, kita tumbuh tertinggi di kuartal III hampir 6 persen pertumbuhan ekonominya. Inflasi tinggi lebih karena BBM, bukan sembako," sebutnya.
Bela negara
BACA JUGA:Jokowi dan Presiden China Xi Jinping Saksikan Uji Coba Kereta Cepat Jakarta - Bandung Secara Virtual
Kang Emil berpesan kepada masyarakat yang tidak terdampak langsung resesi agar bela negara dengan sering berbelanja produk lokal dan UMKM. Hal ini agar pertumbuhan ekonomi dapat terus terjaga melalui tingginya daya beli masyarakat.
"Saya mengajak warga Jabar yang tidak terdampak langsung oleh perdagangan global untuk bela negara dengan belanja produk lokal sebanyak-banyaknya dan piknik seluas-luasnya. Bagi yang terdampak nanti kita kasih subsidi BLT," ujar Kang Emil.
BACA JUGA:Setelah Juara Umum, Pacuan Kuda Borong Lima Medali
Ia menyampaikan pula arah ekonomi Jabar tahun 2023 akan tetap fokus pada pembangunan infrastruktur dan penguatan UMKM.
"Tahun depan arah ekonomi Jabar tak ada perubahan, di antaranya tetap spending di infrastruktur, dan penguatan UMKM," pungkas Kang Emil.***